Jakarta - Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan DKI (Karantina) Jakarta, Badan Karantina Indonesia (Barantin) bersama Direktorat Kepolisian Air Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Ditpolair Baharkam Polri) menggagalkan penyelundupan 67 ekor satwa liar. Upaya ini sebagai wujud komitmen Barantin dalam penegakan hukum peraturan perkarantinaan, untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati dan memberantas perdagangan ilegal satwa liar.

“Upaya penyelundupan satwa liar, yaitu tupai dan burung puyuh ini merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Pelaku dapat dikenakan sanksi sesuai Pasal 88 yang mengatur tentang ancaman pidana bagi setiap orang yang mengangkut Media Pembawa tanpa dokumen karantina yang sah. Selain itu, tidak dilengkapi dokumen persyaratan lainnya, seperti Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri (SATS-DN) dari instansi terkait,” ujarnya Amir Hasanuddin, Kepala Karantina Jakarta dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (11/2).

Pihaknya menegaskan bahwa setiap pelanggaran akan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Komitmen Barantin dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia dengan penyelenggaraan Karantina, salah satunya adalah pengawasan dan atau pengendalian terhadap tumbuhan dan satwa liar, serta tumbuhan dan satwa langka.

Selain aspek hukum, Amir mengatakan tindakan penyelundupan satwa liar juga dapat berdampak pada keseimbangan ekosistem. Menjaga keseimbangan ekosistem ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yakni untuk memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan alam.

Tupai tiga warna (Callosciurus prevostii) dan burung puyuh sengayan (Rollulus rouloul) merupakan spesies yang berperan dalam rantai makanan dan keberadaan mereka di habitat aslinya sangat penting bagi kelangsungan ekosistem setempat. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan penegakan hukum yang tegas sangat diperlukan untuk memberantas praktik perdagangan ilegal satwa liar.

Tim Karantina Hewan dan Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Karantina Jakarta bersama Ditpolair Baharkam Polri, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan satwa liar yang disembunyikan dalam boks kayu dan kardus rokok pada Minggu (9/2) dini hari, melalui pengawasan terhadap lalu lintas media pembawa (MP) yang merupakan komoditas wajib periksa karantina. Sebanyak 25 ekor tupai tiga warna dan 42 ekor burung puyuh sengayan berhasil diamankan dari kapal penumpang yang memasuki Pelabuhan Tanjung Priok.

“Satwa-satwa tersebut dikemas dalam 25 boks kayu dan 5 kardus rokok, kemudian disembunyikan dalam sebuah truk yang hendak menghindari pemeriksaan petugas. Berkat kerja sama antara Tim Gabungan Ditpolair Baharkamu Polri dan Karantina Jakarta, upaya penyelundupan ini dapat digagalkan. Setelah dilakukan pemeriksaan, dipastikan bahwa satwa-satwa tersebut tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan hewan dari daerah asal, yang merupakan persyaratan utama dalam lalu lintas hewan antarwilayah,” jelas Amir.

Hingga saat ini, Tim Gakkum masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif penyelundupan ini. Sopir truk beserta sopir transportasi daring yang berencana mengambil satwa-satwa tersebut di salah satu gudang ekspedisi di kawasan Ancol sedang dimintai keterangan lebih lanjut. Langkah-langkah hukum akan terus diupayakan agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi pihak-pihak lain yang berniat melakukan tindakan serupa.

Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengapresiasi penegakan hukum terkait penyelendupan ini. “Keberhasilan operasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antara Barantin dengan Polri maupun instansi terkait lainnya dalam menegakkan hukum perkarantinaan dan menjaga kelestarian satwa liar. Penindakan seperti ini menjadi bukti bahwa koordinasi antar-instansi memiliki peran krusial dalam menekan perdagangan ilegal satwa dan melindungi keanekaragaman hayati,” ujar Sahat secara terpisah.

Karantina Jakarta terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perdagangan ilegal satwa liar serta selalu mematuhi peraturan perkarantinaan, demi menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati. Kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk lapor karantina sangat dibutuhkan agar Indonesia tetap menjadi negara dengan kekayaan biodiversitas yang terjaga dan berkelanjutan.

Narahubung:

Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers Badan Karantina Indonesia

Nomor: 0602/R-Barantin/02.2025

Jakarta, 11 Februari 2025

Barantin dan Polri Gagalkan Penyelundupan Satwa