Banten - Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean melakukan peninjauan laboratorium milik Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Banten (Karantina Banten) di Satuan Pelayanan Bandara Soekarno Hatta. Hal ini dilakukan guna percepatan program revitalisasi laboratorium yang telah dilaksanakan Barantin dalam dua tahun ini.

“Laboratorium menjadi bagian utama untuk menunjang kinerja karantina, upaya revitalisasi laboratorium terus dilakukan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar diseluruh Indonesia untuk memaksimalkan sistem perkarantinaan,” Ungkap Sahat, pada Rabu (9/1).

Sahat melanjutkan, kondisi laboratorium yang saat ini dimiliki Barantin masih memiliki ruang untuk pembenahan. Dengan kapasitas pengujian banyak diperlukan pembaruan sarana dan prasarana untuk mempercepat proses sertifikasi karantina.

Merujuk data laboratorium Karantina Banten, mereka memiliki 36 ruang lingkup pengujian dengan rincian 9 ruang lingkup pengujian karantina hewan, 24 parameter uji karantina ikan, dan 3 ruang lingkup pengujian karantina tumbuhan.

Pada kesempatan yang sama Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan Banten (Karantina Banten), Duma Sari M. Harianja menyampaikan pada tahun 2024 Karantina Banten telah melakukan pengujian sebanyak 40.486 kali baik dari komoditas hewan, ikan, maupun tumbuhan. Adapun komoditas yang paling sering dilakukan pengujian adalah hewan kesayangan, sarang burung walet, bibit anggrek, tanaman akuarium, dan berbagai jenis ikan dengan rata - rata komoditas yang diuji berasal dari lalulintas baik dari antar area, impor, maupun ekspor.

Dengan revitalisasi laboratorium yang dilakukan, proses pengujian untuk komoditas akan lebih cepat, hal tersebut akan menunjang janji layanan karantina yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu akurasi pengujian juga akan meningkat sehingga meminimalisir kesalahan dalam melakukan pengujian.

“Program revitalisasi laboratorium ini kami lakukan secara bertahap dan berkelanjutan, beriringan dengan peningkatan kualitas SDMnya, Kami ingin tahun ini semua program bisa diselesaikan,” Jelas Sahat.

Badan Karantina Indonesia menargetkan laboratorium yang direvitalisasi dapat menjadi pusat pengujian berstandar internasional dan berkontribusi pada keamanan pangan Indonesia. Dengan demikian, kualitas sistem perkarantinaan akan mampu bersaing dengan sistem yang ada di luar negeri.

“Dengan revitalisasi ini, Badan Karantina Indonesia berharap dapat menjaga keamanan hayati sekaligus mendukung daya saing produk Indonesia di pasar global.” Pungkas Sahat.

Turut hadir mendampingi acara peninjauan yaitu, Kepala Biro Hukum dan Humas, Kepala Biro Umum dan Keuangan, plt. Balai Besar Uji Standar Karantina, dan Kepala Balai Besar DKI Jakarta.

Revitalisasi Laboratorium, Senjata Utama Karantina