Bengkulu – Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Bengkulu (Karantina Bengkulu) berhasil mengamankan Burung Betet Ekor Panjang (Psittacula longicauda ) asli Pulau Enggano yang diangkut kapal rute Enggano-Bengkulu pada dini hari, Rabu 20 Agustus 2025 pukul 03.35 WIB. Burung yang merupakan satwa dilindungi ini disembunyikan di dalam kotak kardus yang dititipkan ke sopir mobil Colt Diesel yang mengangkut muatan hasil bumi Enggano.

Modus operandi pelaku dengan menitipkannya pada sopir mobil adalah untuk menghindari pemeriksaan langsung petugas. Diketahui, Burung Betet tersebut tidak dilengkapi dokumen karantina (Sertifikat Kesehatan Hewan / K.H.1), Surat Angkut Tumbuhan Hewan Liar (SATS-DN) dan merupakan satwa yang dilindungi sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri LHK No. 106/2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Liar dilindungi.

Koordinator Tempat Layanan Pelabuhan Laut Pulau Baai Karantina Bengkulu, Nurhamidah, menceritakan pengamanan ini berawal dari kejelian petugas karantina saat melakukan pengawasan kedatangan kapal yang membawa penumpang, kendaraan dan hasil bumi dari Pulau Enggano. “Saat petugas karantina melakukan pengawasan menyeluruh terhadap isi muatan kapal yang terdiri dari barang bawaan penumpang dan kendaraan, ditemukan dua ekor Burung Betet disembunyikan di kotak kardus dan diletakkan di bawah kursi samping sopir. Kendaraan saat itu sudah berencana keluar dari lambung kapal.”ujarnya

Lebih lanjut, Nurhamidah menyampaikan burung tersebut termasuk satwa dilindungi dan tidak boleh diperdagangkan secara bebas, apalagi dipindahkan lintas pulau tanpa prosedur yang sah. Kami akan terus memperketat pengawasan di pelabuhan, sesuai amanat UU No. 21 tahun 2019 terutama dalam pengawasan Tumbuhan dan Satwa Liar serta Tumbuhan dan Satwa Langka. Harapannya kejadian serupa tidak kembali berulang, para pelaku turut sadar untuk bersama-sama mencegah rantai peredaran satwa liar dan dilindungi ini, agar populasi hewan tersebut di habitat asal tetap terjaga.

“Kedua burung menjalani pemeriksaan kesehatan dan dalam pengawasan pejabat karantina sebelum nantinya diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu untuk proses rehabilitasi dan pelepasliaran,”jelasnya

Nurhamidah mengatakan kasus ini menambah panjang daftar upaya pengiriman satwa liar dari Pulau Enggano yang berhasil digagalkan oleh pejabat karantina bekerjasama dengan instansi terkait. Semoga dengan beberapa kali kejadian dan pengungkapan atas kasus ini dapat menjadi pembelajaran bersama bahwa melalulintaskan satwa liar dan dilindungi merupakan tindakan yang tidak dibenarkan. Mari bersama kita jaga dan lindungi agar keberadaan satwa liar dan satwa langka tetap lestari.

Narahubung
Kepala Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers
Badan Karantina Indonesia
Nomor: 2008/R-Barantin/08.2025

Karantina Bengkulu Amankan Satwa Dilindungi Asal Pulau Enggano