Makassar - Karantina Sulawesi Selatan terus memperkuat strategi dalam upaya mitigasi perdagangan satwa liar. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perlindungan keanekaragaman hayati dan memastikan bahwa satwa yang diperdagangkan telah memenuhi aturan yang berlaku.

Hal tersebut dituangkan pada Talkshow Wildlife Trade Mitigation Strategy : Perspective of the South Sulawesi Conservation Center and the Indonesian Quarantine Agency of South Sulawesi yang diselenggarakan oleh Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Diskusi ini bertujuan untuk membahas langkah efektif menangani masalah perdagangan satwa liar yang semakin marak di wilayah Sulawesi Selatan. Di dalam diskusi ini, berbagai pihak seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang satwa liar, serta mahasiswa dan akademisi dari Unhas sebanyak kurang lebih 100 peserta yang turut hadir untuk memberikan perspektif mereka.

Diskusi ini menekankan pentingnya kolaborasi antar organisasi, baik pemerintah, LSM, maupun pihak akademik dalam menciptakan solusi yang lebih holistik untuk mengurangi dan mengatasi perdagangan satwa liar ilegal.

Hadir sebagai pembicara, Alimansyah selaku dokter hewan karantina membahas mengenai pentingnya pengawasan dan penegakan hukum yang menjadi salah satu topik utama dalam diskusi ini. Dalam paparannya, Alimansyah menjelaskan peran Karantina Sulawesi Selatan bersama dengan BBKSDA Sulawesi Selatan berperan aktif dalam memperkuat upaya pengawasan terhadap aktivitas perdagangan satwa liar, baik melalui patroli rutin maupun penggunaan teknologi untuk mendeteksi pergerakan satwa liar ilegal.

Selain itu, kolaborasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki pengalaman langsung di lapangan juga sangat penting untuk mendukung pengawasan dan upaya penyelamatan satwa liar. Dirinya juga menjelaskan bagaimana mahasiswa sebagai generasi muda yang terdidik memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mendukung penelitian, penggalangan kesadaran masyarakat, serta advokasi terkait pentingnya konservasi satwa liar.

Sementara itu Sitti Chadidjah, Kepala Karantina Sulawesi Selatan mengatakan bahwa Karantina Sulawesi Selatan mengoptimalkan pengawasan terhadap lalu lintas satwa di berbagai jalur perdagangan baik itu di bandara, pelabuhan maupun kantor pos. Melalui pemeriksaan ketat dan penerapan teknologi digital dalam pemantauan, petugas karantina memastikan bahwa satwa yang dikirim atau diterima memiliki dokumen resmi dan dalam kondisi sehat.
.
“Kami terus berupaya meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, baik di tingkat regional maupun nasional, agar pengawasan dan pencegahan perdagangan ilegal satwa liar dapat berjalan lebih efektif. Melalui strategi yang terstruktur dan berbasis data, Karantina Sulawesi Selatan optimistis bahwa upaya mitigasi perdagangan satwa liar dapat semakin diperkuat,” ujarnya.

Mitigasi Perdagangan Satwa Liar, Karantina SulSel tegaskan Komitmen dalam Talkshow FK UNHAS