Bakauheni — Petugas gabungan menemukan 120 ekor burung liar tanpa dokumen resmi, ketika pemeriksaaan bus dalam pengawasan rutin di Pelabuhan Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Senin (14/7) malam. Bus tersebut hendak menyeberang ke Pulau Jawa.

Tim gabungan terdiri dari Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Lampung Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni, dan Jaringan Satwa Indonesia (JSI). Tim menemukan tiga keranjang plastik putih berisi burung hidup di dalam bagasi bus.

“Petugas gabungan saat melakukan pengawasan rutin memeriksa sebuah bus yang melintas di area pelabuhan. Dalam bagasi kendaraan, petugas menemukan tiga keranjang plastik berwarna putih yang isinya burung hidup,” ujar Kepala Karantina Lampung Donni Muksydayan dalam siaran pers di Lampung, Rabu (16/7).

Donni lebih lanjut menjelaskan bahwa petugas langsung mengamankan ratusan burung tersebut. Pasalnya burung tidak dilengkapi dengan dokumen karantina resmi, termasuk sertifikat veteriner dari instansi berwenang dari daerah asal. Hal demikian melanggar Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

"Selain tidak dilengkapi dokumen persyaratan, pemilik barang tidak melaporkan kepada petugas karantina. Hasil identifikasi terdapat tujuh puluh ekor burung ciblek dan lima puluh ekor burung madu. Seluruh burung berasal dari Kabupaten Mesuji dan rencananya akan dikirim ke Tangerang," jelasnya.

Donni mengatakan bahwa modus pengiriman satwa liar tanpa dokumen seperti ini bukan kali pertama terjadi. Ia menyebut pola pelanggaran ini terus berulang dan menjadi perhatian serius Barantin.

"Pengiriman satwa tanpa dokumen resmi tidak hanya melanggar hukum, tapi juga membahayakan kesehatan hewan dan mengancam keanekaragaman hayati. Oleh karenanya, Barantin (Badan Karantina Indonesia) terus melakukan pengawasan sebagai bentuk pertahanan hayati," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penanganan kasus pengiriman ilegal satwa liar memerlukan kolaborasi lintas instansi. "Kami membutuhkan kerja sama dan kolaborasi bersama aparat keamanan, pemerintah daerah, lembaga konservasi, dan masyarakat untuk memperkuat pengawasan serta pencegahan," kata Donni.

Setelah menjalani proses identifikasi dan pemeriksaan kesehatan, petugas menyatakan seluruh burung dalam kondisi sehat. Karantina Lampung menyerahkan burung-burung tersebut kepada BKSDA untuk proses lebih lanjut sesuai ketentuan konservasi satwa liar.

Narahubung:
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers Badan Karantina Indonesia

Nomor: 1507/R-Barantin/07.2025
Bakauheni, 16 Juli 2025

Petugas Gabungan Temukan 120 Burung Liar Tanpa Dokumen dalam Bagasi Bus