Padang – Petugas Karantina Sumatera Barat memastikan keamanan hayati sejumlah kiriman ikan hias yang masuk ke wilayah Sumatera Barat dari Jawa Timur. Pemeriksaan yang dilakukan secara rutin terhadap komoditas perikanan ini bertujuan untuk mencegah masuknya Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) yang dapat mengancam ekosistem dan budidaya perikanan lokal.

Kiriman ikan hias yang diperiksa tersebut terdiri dari berbagai jenis, antara lain Ikan Cupang, Gobi, Mas Koki, dan Clown Fish. Pemeriksaan dilakukan secara visual dan administratif oleh petugas karantina yang kompeten.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, seluruh ikan hias dinyatakan sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda membawa potensi HPIK. Yang tak kalah penting, pengirim juga telah melengkapi dokumen dengan Sertifikat Karantina yang diterbitkan oleh unit karantina asal di Jawa Timur.

Kepala Balai Karantina Sumatera Barat, RM Ende Dezeanto, melalui pernyataannya menegaskan bahwa kepatuhan terhadap aturan karantina merupakan kunci utama dalam melindungi sumber daya perikanan.

"Kehadiran sertifikat karantina dari daerah asal membuktikan bahwa ikan-ikan ini telah melalui proses pemeriksaan yang sama dan dinyatakan layak untuk dilalulintaskan. Ini adalah bentuk sinergi yang baik antar daerah dalam sistem keamanan hayati nasional kami," ujarnya.

Dengan telah terpenuhinya semua persyaratan karantina, kiriman ikan hias tersebut dinyatakan memenuhi syarat untuk dilalulintaskan dan diedarkan di wilayah Sumatera Barat.
Tindakan karantina ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Karantina mengimbau seluruh pelaku usaha yang melalulintaskan komoditas, termasuk ikan hias, untuk selalu menyertakan sertifikat karantina guna menjamin kelancaran arus distribusi dan keamanan hayati negara.

Karantina Sumbar Pastikan Lalulintas Ikan Hias dari Jawa Timur Bebas Hama dan Penyakit