Padang (23/10) – Dalam upaya memperkuat sistem keamanan hayati nasional dan mencegah masuk serta tersebarnya organisme penganggn tumbuhan karantina (OPTK), Karantina Sumatera Barat menyelenggarakan Seminar Lokal Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Acara yang berlangsung pada Kamis, 23 Oktober 2025 ini dihadiri oleh perwakilan instansi terkait se-Sumatera Barat.

Seminar dibuka secara resmi oleh Kasubbag Umum, Muhammad Halim. Dalam sambutannya, Halim menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar instansi dalam membangun sistem peringatan dini dan penanganan OPTK.

“Kewaspadaan terhadap ancaman OPTK harus selalu kita tingkatkan. Melalui forum ini, kami berharap dapat terbangun koordinasi yang solid untuk melindungi sumber daya hayati dan sektor pertanian kita dari potensi kerugian ekonomi yang besar,” ujar Halim.

Pada kesempatan tersebut, Rahmada Yanti, pegawai fungsional APT, memaparkan secara detail hasil pemantauan OPTK yang telah dilakukan di berbagai titik di wilayah Sumatera Barat. Pemaparan tersebut mencakup data terkini tentang jenis-jenis OPTK yang berpotensi masuk, sebaran, serta metode deteksi dini yang efektif.

“Pemantauan kami lakukan di beberapa daerah di sumatera barat dan sentra produksi pertanian. Hasilnya menjadi dasar bagi kami untuk mengambil langkah-langkah karantina yang lebih terukur dan efektif,” jelas Rahmada Yanti dalam presentasinya.

Setelah pemaparan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dinamis. Perwakilan dari instansi terkait, seperti Dinas Pertanian, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, serta akademisi dari Fakultas Pertanian Unand Padang aktif memberikan masukan dan berbagi pengalaman. Diskusi difokuskan pada strategi penguatan surveilans, peningkatan kapasitas SDM, dan langkah-langkah responsif jika suatu OPTK terdeteksi.

Karantina Sumbar Gelar Seminar, Paparkan Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina