Semester I, SBW Jateng Makin Laris di Tiongkok

Foto Berita

Semarang, 20 Juni 2020

No. 617/R-Barantan/06.2020


Semarang - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang mencatat adanya peningkatan yang signifikan ekspor asal sub sektor peternakan, Sarang Burung Walet (SBW) di wilayahnya ke Tiongkok.


Dari Januari hingga pertengahan Juni 2020, pihaknya telah melayani  permohonan jaminan kesehatan dan keamanan produk sebanyak 13,1 ton dengan nilai Rp. 341 milyar atau 77% lebih tinggi dibandingkan  periode sama tahun lalu yang hanya 7,4 ton senilai Rp. 190,9 milyar saja.


"Pembatasan moda transportasi akibat pandemi awalnya cukup menyulitkan, namun karena permintaan yang tinggi maka pengiriman via transit beberapa negara," jelas Kepala Karantina Pertanian Semarang, Parlin Robert Sitanggang melalui keterangan tertulis, Sabtu (20/6).


Menurut Parlin, peningkatan ini tidak lepas dari manfaat SBW yang dipercaya masyarakat di negara tujuan. Antara lain manfaat kesehatan yang begitu besar, karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga anti aging yang membuat kulit tampak lebih muda. SBW dipercaya mengandung epidermal growthnya factor (EGF) yang merangsang regenerasi sel-sel dan pembentukan jaringan. Itulah mengapa sarang burung walet diburu meskipun harganya cukup mahal, tambah Parlin.


Jumlah produksi sarang burung walet terbesar berasal dari burung walet spesies Collocalia fuciphaga. Indonesia merupakan salah satu produsen sarang burung walet dan ekspornya sudah mencapai lebih dari 23 negara.


Pasar Tiongkok Terbesar


Ekspor Sarang burung walet ke Tiongkok, telah diawali dengan penandatanganan Protokol tentang Persyaratan Higenitas, Karantina dan Pemeriksaan untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet dari Indonesia ke China, antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina Republik Rakyat China di Beijing pada tanggal 24 April tahun 2012. 


Persyaratan yang harus dipenuhi pada ekspor sarang walet adalah ketelusuran (traceability), bersih dengan kandungan nitrit <30 ppm dan telah diproses pemanasan 70C selama 3,5 detik.


Selain itu eksportir sarang walet harus sudah mendapatkan nomor registrasi tempat pemrosesan dan tempat produksi sarang walet.


Selaku otoritas perkarantinaan, Karantina Pertanian Semarang yang sekaligus sebagai bagian dari sistem kesehatan hewan nasional, memiliki peran selaku penjamin kesehatan dan keamanan SBW sesuai persyaratan yang ditetapkan Tiongkok. 


"Dukungan SDM Karantina Pertanian yang profesional juga sarana dan prasarana pengujian adalah salah bentuk dukungan penuh kami untuk ekspor SBW asal Jateng," jelas Parlin.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan hasil pengujian yang tepercaya menjadi kunci strategis diterimanya produk ekspor pertanian kita di luar negeri.


Hal ini sejalan dengan gagasan Gratieks dari Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), untuk mendongkrak nilai ekspor secara bertahap hingga tiga kali lipat di tahun 2024.
Jamil juga menyampaikan dua unit kerjanya disiapkan untuk mendukung tugasnya yakni  karantina pertanian uji standar pertanian dan karantina pertanian uji terap teknik dan metode.


Pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan serta pakan asal produk pertanian yang dilalulintaskan baik ekspor, impor dan antar area adalah tugas perkarantinaan.
"Jika produk pertanian kita sehat dan aman, sekaligus bisa makin berdaya saing di pasar global, makin laris," pungkas Jamil.


Narasumber :

  1. Ali Jamil, Ph.D - Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementan
  2. 2. Parlin Robert Sitanggang - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang