Perdana, Ekspor 25 Ton Serpih Porang Asal Bangka Belitung Tembus Pasar Tiongkok

Foto Berita

Pangkalpinang - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Pangkalpinang fasilitasi ekspor chips porang atau serpih porang perdana tembus pasar Tiongkok. Volume komoditas asal Bangka Belitung ini sebanyak 25 ton dengan nilai ekonomi sekitar Rp 850 juta. 

 

"Saya mengapresiasi hari ini kita bersama-sama menyaksikan pelepasan ekspor chips porang perdana. Luar biasa ini perdana tembus ke Tiongkok. Dengan volume sebanyak 25 ton," ujar Bambang yang mewakili Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, seusai pelepasan di Pelabuhan Pangkal Balam, Jumat (29/9). 

 

Ekspor perdana ini, menurut Bambang sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo, setelah penandatanganan MoU atau nota kesepahaman beberapa waktu lalu. Nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Adapun nota kesepahaman meliputi ekspor chips dan tepung porang. 

 

"Badan Karantina Indonesia akan terus berkolaborasi dengan kementerian lembaga terkait untuk program hilirisasi komoditas unggulan seperti porang ini. Hal ini untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas ekspor. Hari ini kita ekspor chips porang, semoga tidak lama lagi kita bisa ekspor tepung porang," tambah Bambang. 

 

Hal senada juga disampaikan oleh Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pasaribu perlunya kolaborasi dalam melaksanakan program strategis. Baik pemerintah pusat maupun daerah. "Pemprov bersama pemangku kepentingan akan terus mendukung sehingga ekspor ini tidak hanya perdana, tetapi dapat terus berkelanjutan," jelas Suganda. 

 

Tren ekspor porang di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar porang dari luar negeri, terutama di negara- negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok. Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan sektor porang untuk meningkatkan produksi dan ekspor porang dari Indonesia.

 

Hal tersebut, Herwintarti Kepala UPT Barantin di Pangkalpinang mengatakan sejalan dengan arahan Presiden Jokowi ketika mengunjungi pabrik pengolahan porang di Jawa Timur tahun 2021 silam. Komoditas unggulan tersebut akan menjadi makanan masa depan yang rendah kalori, rendah karbo, dan rendah kadar gula sehingga banyak diminati pasar mancanegara. 

 

Nilai Ekspor Capai Rp 10,24 Miliar

 

Pelepasan ekspor bertajuk Let's Go Export Komoditas Pertanian asal Bangka Belitung, Herwin menyebutkan selama periode 19-29 September nilainya mencapai Rp 10,24 miliar. Adapun ragamnya yaitu lada biji, lada putih (light berries white pepper), dan palm kernel expeller. Tujuan negara ekspornya masing-masing komoditas ke Vietnam, India, dan Thailand. 

 

Herwin menambahkan, berdasarkan data IQFAST Barantin capaian ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2023 mencapai volume sebanyak 478 ton, dengan nilai ekonomi sebesar Rp. 15,46 miliar. Capaian tersebut jika diakumulasikan pada periode Januari-Agustus 2023 sebanyak 38,8 ribu ton dengan total jumlah capaian nilai ekspor hingga Rp. 314,95 miliar.

 

Dari jumlah tersebut, komoditas pertanian yang masih mendominasi yakni pada komoditas seperti lada biji, karet lembaran, palm kernel expeller, RBD palm stearin, RBD palm olein dan cengkeh. Muncul pula potensi pada komoditas baru seperti daun ketapang, buah cemara laut hingga porang.

 

Pendampingan Ekspor

 

Dalam kesempatan yang sama, Herwintarti menyebutkan bahwa dua tahun terakhir ini, produksi porang juga tengah dikembangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. UPT Barantin di Pangkalpinang ikut serta dalam mendorong program pemerintah tersebut melalui program peningkatan ekspor yang kemudian menunjukkan hasil yang signifikan. 

 

"Melalui proses pendampingan, Karantina berhasil mendorong PT JPN asal Belinyu, Bangka, memproduksi porang hingga mendapatkan peminat dari Negeri Tirai Bambu. UPT Barantin di Pangkalpinang telah melakukan pendampingan sejak awal. Mendukung penuh kegiatan eksportir tersebut melalui kegiatan pelepasan ekspor dengan komoditas pertanian lainnya," ujar Herwin.

 

UPT Barantin di Pangkalpinang, Herwin menambahkan, sebagai salah satu unit kerja Badan Karantina Indonesia, selain tugas utamanya dalam mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), serta melindungi keanekaragaman hayati hewani, keamanan dan mutu pangan, keamanan dan mutu pakan, juga memiliki peran penting dalam mengawal dan mendorong peningkatan produksi komoditas pertanian di Indonesia agar dapat diterima oleh pasar internasional.

 

Herwin menjelaskan bentuk pendampingan karantina pada eksportir yakni pendampingan fasilitas produksi yang ditetapkan melalui Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) dan pendampingan terhadap proses registrasi fasilitas produksi kepada GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China) khususnya untuk pengiriman ekspor ke Tiongkok.

 

"UPT Barantin di Pangkalpinang juga melakukan kolaborasi dengan instansi lain, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bangka Belitung. Kolaborasi yang dilakukan meliputi kontrol pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan baku," katanya.

 

Aspek penting lainnya Herwin menjelaskan yakni aspek hilirisasi distribusi yang menyangkut transportasi dan alat angkut. Di mana hal ini diperlukan adanya kolaborasi antar-instansi kepabeanan dan wilayah pelabuhan untuk mendukung kegiatan ekspor di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

 

"Adanya sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), diharapkan proses ekspor saat ini jauh lebih mudah, karena proses administrasi dalam kegiatan ekspor dapat dilakukan melalui satu pintu yaitu INSW (Indonesia National Single Window)," pungkasnya. 

 

Narahubung:

drh. Herwintarti, M.M.

Kepala UPT Barantin di Pangkalpinang

 

RilisBarantin

Pangkalpinang, 29 September 2023

Nomor: 0609/R-Barantin/09.2023