Akselerasi Ekspor Manggis, Komitmen Kementan Sejahterakan Petani

Foto Berita

Jakarta. (2/2) Setelah kran ekspor manggis ke Tiongkok terbuka kembali tanggal 11 Desember 2017 lalu, kini tidak kurang dari 20. 000 ton permintaan manggis Indonesia untuk penuhi kebutuhan masyarakat Tiongkok terbuka.

"Musim panen buah manggis secara simultan terjadi di seluruh sentra buah manggis. Diawali pulau Sumatra, Jawa dan berakhir di NTB yang akan berlangsung hingga akhir April 2018. Saya optimis target 20.000 ton  dapat kita penuhi" ujar Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Pertanian dalam acara pelepasan ekspor 16 ton manggis ke China via pelabuhan Tanjung Priok (2/2).

Banun menjelaskan bahwa momen ini menjadi amat penting, mengingat akselerasi ekspor produk pertanian dengan standard SPS merupakan salah satu peran strategis Badan Karantina Pertanian dalam meningkatkan daya saing produk pertanian untuk kesejahteraan petani.

"Badan Karantina Pertanian senantiasa berkomitmen untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui akselerasi ekspor produk pertanian" tegas Banun.

Perdagangan ekspor manggis telah memberikan bukti nyata bagi nilai tambah harga yang diterima petani. Peningkatan nilai tambah harga manggis yang memenuhi standar SPS dapat mencapai 3 kali lipat harga manggis lokal.

Contohnya petani manggis di desa Cibolang, Sukabumi, mitra PT. Manggis Elok Utama yang semula manggisnya hanya dibeli dengan kisaran harga Rp.5000,- sd Rp.8000,-/kg menjadi Rp.30.000,-/kg setelah menjadi komoditas ekspor.

Untuk mendapatkan harga jual yang tinggi, produk pertanian harus memenuhi standar SPS agar diterima di negara ekspor. Seperti halnya manggis ini, untuk bisa masuk langsung ke Tiongkok harus memenuhi persyaratan standar baku mutu yang tertuang dalam protokol impor manggis yang telah disepakati karantina Tiongkok dan Indonesia. Diantaranya manggis berasal dari kebun yang telah terregistrasi, rumah kemas terregistrasi dan dijamin bebas dari OPT, baik berupa serangga hidup kutu putih (mealy bug) dan semut.

Badan Karantina Pertanian terus melakukan edukasi dan pendampingan kepada para eksportir melalui program inline inspection karantina. Program inline inspection merupakan kesatuan sistem pengawasan dari hulu hingga hilir meliputi penilaian benih unggul, teknik budi daya yang baik (Good Agricultural Practice) dan penanganan pasca panen yang baik (Good Handling Practice) guna mencegah adanya cemaran hama penyakit sejak dari kebun.

"Kami mengedukasi semua proses pengawasan in line inspection kepada petani dan eksportir, sehingga proses pemeriksaan tindakaan karantina di tempat pengeluaran ekspor menjadi lebih cepat, efektif dan efisien" jelasnya.

Hingga saat ini sudah terdaftar 7 perusahaan eksportir untuk Tiongkok, yaitu PT Manggis Elok Utama, PT Agung Mustika Selaras, PT Buah Angkasa, PT Alamanda, PT Tegar Global, PT Mahkota Manggis Bogor dan PT Bali Raja Manggis. Sejak Musim buah bulan  October 2017 sampai dengan hari ini telah terkirim 10.000 ton. Indonesia menargetkan dapat mengekspor 20.000 ton manggis pada tahun 2018.

Selain Tiongkok, 10 negara pengimpor manggis Indonesia terbesar yaitu Thailand, Malaysia, Vietnam, United Emirat Arab, Perancis, Belanda, Saudi Arabia, Oman, Qatar, Hong Kong. Tiongkok menjadi mitra dagang penting karena jumlah penduduknya cukup tinggi.

 

Narasumber : Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Banun Harpini, M.Sc

Kontak Person : Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Ir. Purwo Widiarto, MMA (085785650806)