Bailey, Pelacak Mungil Khusus Satwa Hadir di Indonesia

Foto Berita

Jakarta (28/2) - Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Mulyanto menyambut baik kehadiran Bailey, anjing jenis Cocker spaniel asal Belanda yang diperuntukan untuk perangi perdagangan satwa liar. “Jajaran karantina pertanian di 52 unit kerja di seluruh Indonesia tidak hanya lakukan tindakan karantina terhadap satwa liar, namun juga mendukung penegakan hukum (gakkum) terhadap pelaku”, kata Mulyanto.

Gakkum terhadap perdagangan satwa liar bekerjasama dengan Kepolisian RI dan BKSDA Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, jelasnya. Hal ini disampaikan Mulyanto saat menghadiri peluncuran perdana kedatangan anjing pelacak khusus satwa liar yang diselenggarakan oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN) di Eramus Huis, Kedutaan Besar Belanda, Jakarta, Rabu (28/2).

Bailey, yang datang dari Scent Imprint for Dogs, pusat pelatihan anjing K9 yang berpusat di Belanda. Bailey datang pada tanggal 20 Februari 2018 dan setelah melewati proses pemeriksaan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta  dinyatakan sehat aman. Segera setelah itu, JAAN bersama instansi terkait lakukan uji coba Bailey dengan patroli bersama di Lampung dan Tanjung Priok dengan hasil yang sangat baik. Beberapa modus penyelundupan satwa liar berhasil ditunjukan Bailey kepada petugas.

Duta Besar Belanda, HE Rob Swartbol mengapresiasi inisiasi dari JAAN, organisasi masyarakat non profit yang peduli terhadap antisipasi perdagangan satwa liar. “Brazil, Kongo dan Indonesia adalah 3 negara dengan keragaman hayati terbesar di dunia. Ini bukan milik penduduk di 3 negara saja, tapi ini adalah our heritage, milik dunia yang harus di jaga bersama,” katanya.

Kedepan Bailey, yang telah diserahterimakan kepada Bareskrim, Kepolisian Republik Indonesia akan beroperasi diberbagai wilayah rawan penyelundupan satwa liar diantaranya pelabuhan penyeberangan Bakauheni, bandar udara Soekarno Hatta dan akan terus dikembangkan diwilayah lainnya. Fisik yang mungil sehingga lebih mudah menangani dibanding jenis herder yang lebih besar serta memiliki motivasi tinggi, jenis anjing pelacak Cocker spaniel bisa menjadi alternatif bagi unit layanan publik yang menggunakan hewan pelacak dalam lakukan tugasnya.

Turut hadir pada acara ini adalah Kepolisian Republik Indonesia, BKSDA Propinsi DKI dan organisasi penggiat perlindungan hewan.

 

Narasumber : drh Mulyanto, MM - Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

Untuk informasi dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi : drh Moch Arief Cahyono, MSi (Mobile Phone : 08111921639)