Dorong Gratieks, Kementan Luncurkan Terobosan Inovasi Pelayanan Karantina

Foto Berita

#RilisBarantan

 

Jakarta, 24 November 2020

No.1108/R-Barantan/11.2020

 

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) kembali luncurkan inovasi terbarunya untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).

 

“Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) kini menjadi salah satu program utama strategis Kementan. Beberapa aplikasi kita luncurkan sebagai inovasi pelayanan Karantina Pertanian untuk mendorong Gratieks,” ungkap Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, saat luncurkan inovasi layanan melalui virtual zoom meeting, Senin (23/11).

 

Jamil juga menyampaikan pentingnya inovasi pelayanan di lingkup Barantan yang memiliki peran sebagai economic tools. Barantan mendorong akses keberterimaan komoditas pertanian Indonesia di pasar global. “Pada proyek perubahan ini, kami arahkan agar inovasi yang dibuat dapat mendukung Gratieks sesuai program utama Mentan,” tambah Jamil.

 

Menurut Jamil terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam perdagangan global, seperti inkonsistensi aspek produk, minimnya sentuhan teknologi, biaya logistik masih tinggi di beberapa tempat, dan produk belum mengacu permintaan pasar. Untuk itu diperlukan strategi khusus salah satunya dengan pengembangan inovasi terobosan yang memudahkan pelayanan. “Bismillah, dengan ini kami luncurkan inovasi pelayanan lingkup Badan Karantina Pertanian,” imbuhnya.

 

Resmi Diluncurkan ke Masyarakat

 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP), Sriyanto juga menyampaikan pentingnya pengembangan inovasi tersebut. “Inovasi ini merupakan upaya bersama khususnya Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Di era 4.0 digitalisasi pelayanan terus diupayakan untuk mempermudah pengguna jasa. Harapannya, pelayanan semakin cepat sejalan dengan peningkatan laju ekspor.”

 

Beberapa inovasi pelayanan Karantina Pertanian untuk mendukung Gratieks diluncurkan, diantaranya Sistem Informasi Laboratorium – Quarantine (Sila-Qu) dan Quarantine Integrated Management System (Q-IMS).

 

Sistem Informasi Laboratorium – Quarantine (Sila-Qu) dan Quarantine Integrated Management System (Q-IMS) merupakan inovasi yang disusun pada program Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II. Secara resmi, kedua aplikasi tersebut secara resmi telah diperkenalkan kepada pengguna jasa baik unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian maupun pelaku usaha.

 

Sila-Qu fokus merupakan sistem informasi yang terintegrasi untuk memudahkan proses pelayanan pengujian di BBUSKP. Pengguna jasa dapat memantau proses pengujian secara real time. Selain itu aplikasi ini memfasilitasi transparansi informasi seperti tariff pengujian dan metode uji yang digunakan. Sementara itu Q-IMS mengintegrasikan sistem atau standar yang ada dalam satu kesatuan sehingga menunjang operasional pelayanan di BBUSKP.

 

Bersamaan dengan itu, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, A.M. Adnan juga menyampaikan inovasinya yaitu Protokol Ekspor Indonesia (PERSIA) yang dapat diakses melalui laman resmi karantina.pertanian.go.id.

 

“Melalui PERSIA, penyampaian informasi persyaratan ekspor secara jelas dan mudah dapat diakses masyarakat. Hal ini akan membantu persiapan dokumen ekspor sehingga dapat meningkatkan keberterimaan di negara tujuan. Selain itu PERSIA juga mempermudah calon eksportir agar dapat mempelajari dokumen yang dibutuhkan,” jelas Adnan.

 

Barantan melalui Karantina Pertanian Makassar juga meluncurkan Sistem Informasi Pengelolaan Sertifikasi Kesehatan Media Pembawa Antar Area (E-Mosi). E-Mosi ini membantu petugas karantina dalam mempercepat proses pengawasan agar lebih cepat di lapangan.

 

Dikatakan Jamil, untuk memenuhi aspek kebermanfaatan, inovasi ini harus ditunjang dengan kebijakan pengenalan atau sosialisasi terkait fitur dan penggunaannya sehingga pengguna jasa dapat menggunakannya secara maksimal.

 

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo-red) untuk implementasi kebijakan dan program Kementan. “Sesuai arahan Bapak Menteri, kami senantiasa menggandeng pelaku usaha pertanian berbasis teknologi informasi dalam upaya pencapaian target gerakan tiga kali lipat ekspor hingga 2024 mendatang,” pungkas Jamil.

 

Narahubung:

  1. Ir. Ali Jamil, M.P., Ph.D – Kepala Badan Karantina Pertanian
  2. Ir. A.M. Adnan, M.P – Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
  3. drh. Sriyanto, M.Si., Ph.D – Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
  4. Andi PM. Yusmanto AM., SP., MH – Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar