Dorong peningkatan Ekspor, Karantina Pertanian Cilacap Kenalkan iMace kepada Pemda dan Petani Jateng

Foto Berita

#RilisBarantan
Cilacap, 9 Agustus 2021
No. 0108/Barantan/08.2021

 

Cilacap – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilacap terus lakukan upaya peningkatan ekspor komoditas pertanian asal diwilayah kerjanya, yakni Cilacap, Banyumas, Kebumen dan Purwerejo.

Dari data lalu lintas pada sistim IQFAST, Karantina Pertanian Cilacap, pada semester I-2021 tercatat fasilitasi sertifikasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 657 kali. Masing-masing terdiri dari 1,2 ton komoditas pertanian asal tumbuhan senilai Rp. 113 miliar, 17 kg sarang burung walet senilai Rp. 250 juta dan 140.771,19 meter kubik komoditas kehutanan senilai Rp. 524,8 miliar.

“Saat ini sinergisitas dengan para pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah di 4 kabupaten telah terjalin dengan baik. Dan akan terus kami perkuat karena besarnya potensi yang ada," kata Kepala Karantina Pertanian Cilacap, Dwi Astuti melalui keterangan persnya, Senin (9/8).

Menurutnya, guna mendukung upaya dilapangan, Badan Karantina Pertanian (Barantan) telah menyiapkan inovasi berupa aplikasi peta potensi komoditas pertanian.

Menurut Dwi, pihaknya kerap melakukan kunjungan kerja, selain untuk melakukan pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan dan pakan sebagai tugas utama perkarantinaan, ia pun melalukan sosialisasi pemanfaatan aplikasi ini.

IMACE atau peta komoditas ekspor Indonesia ini merupakan inovasi yang dapat menampilkan data terkait potensi komoditas ekspor pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Mulai dari data terkait negara tujuan, pelaku usaha dan informasi terkait persyaratan, prosedur ekspor serta sentra komoditas pertanian berorientasi ekspor semua dapat diakses masyarakat luas hanya dengan mengunduh aplikasi ini di playstore secara cuma-cuma.

“Aplikasi ini dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan dan memetakan potensi ekspor serta kebijakan pembangunan pertanian di wilayahnya,” tambah Dwi.

Secara terpisah Bambang, Kepala Barantan, menyampaikan harapannya melalui Karantina Pertanian Cilacap agar masing-masing daerah yang berada di wilayahnya dapat mencapai tujuan Gratieks yang merupakan program Kementerian Pertanian.

 

Durian Kromo, Potensi Ekspor Baru dari Banyumas

Selain sosialisasi ke Pemerintah Daerah, Karantina Pertanian Cilacap juga melakukan sosialisasi i-Mace kepada para petani. Karantina Pertanian Cilacap juga melakukan pendampingan untuk meningkatkan motivasi petani agar dapat menembus pasar ekspor.

Seperti Ganjar (48), seorang petani durian Kromo yang telah membangun usaha Durian Kromo sejak tahun 2011. Durian Kromo merupakan jenis durian lokal unggulan Kabupaten Banyumas yang pada tahun 2013 telah disahkan sebagai durian lokal unggulan Banyumas oleh Kementrian Pertanian. Ia memiliki kebun seluas 3 hektar yang ditanami pohon durian Kromo sebanyak 260 pohon. Ganjar memiliki impian untuk dapat mengekspor hasil panennya yang kini menghasilkan buah durian 5 ton setiap tahunnya.

“Awalnya saya tidak berniat untuk mengekspor durian saya, namun atas motivasi dan pendampingan dari Karantina Pertanian Cilacap maka saya berusaha untuk menaikkan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan di pasar Eropa,” ungkap Ganjar.

Bersama Karantina Pertanian Cilacap dan Dinas Pertanian Kapubaten, Ganjar mempersiapkan Durian Kromo miliknya untuk dapat memenuhi pasar Eropa di awal tahun 2022 mendatang. Berbagai upaya tengah dilakukannya seperti saat ini kebunnya sedang dalam proses registrasi. Penamaan Durian Kromo sendiri diambil dari nama seorang petani durian di Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen Banyumas, Jawa Tengah.

"Ini adalah peluang emas untuk mensukseskan program Gratieks Kementan dan sekaligus melebarkan pemasaran durian kromo khas Banyumas hingga ke luar negeri," papar Dwi Astuti saat melakukan pendampingan lapangan.

“Karantina Pertanian Cilacap siap memberikan fasilitas pelayanan dalam hal pemenuhan persyaratan administrasi dan teknis karantina sebelum melakukan ekspor durian tersebut," pungkas Dwi.

Narahubung :
Dwi Astuti Yuniasih, SP. M.Sc - Kepala Karantina Pertanian Cilacap