Ekspor Kenaf Asal Jatim ke Jepang Meningkat, Kementan Percepat Layanan

Foto Berita

Lamongan - Sejak 2010, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya telah memfasilitasi ekspor kenaf ke Jepang. Uniknya meskipun kenaf merupakan komoditas tumbuhan namun sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh Karantina Pertanian Surabaya adalah Health Certificate/HC (surat kesehatan hewan) bukan Phytosanitary Certificate/PC (surat kesehatan tumbuhan) yang biasanya digunakan sebagai jaminan kesehatan komoditas tumbuhan.

Rupanya hal ini terjadi karena Jepang memanfaatkan tanaman penghasil serat, kenaf asal Jawa Timur ini sebagai bahan untuk alas kandang ternak, terutama kuda. Sehingga Jepang mempersyaratkan kenaf yang masuk ke Jepang harus bebas Penyakit Mulut dan Kuku, PMK. Inilah mengapa Jepang mempersyaratkan jaminan kesehatan dan keamanan hewan bagi kenaf. "Dengan fungsi sebagai fasilitator perdagangan komoditas pertanian, selaku otoritas karantina kami penuhi dengan layanan cepat, tepat dan akurat.  Agar produk pertanian dapat diterima di negara tujuan, ," ujar Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya (15/8).

Berdasarkan data dari  sistem otomasi IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Surabaya, ekspor kenaf di tahun 2019 hingga pekan pertama Agustus sebanyak 76 ton atau senilai dengan Rp. 554 juta. Ini telah mencapai 88,8% dari total ekspor di tahun 2018 yang mencapai 85,5 ton.

 

Sementara dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 ekspor kenaf telah meningkat 123% dari volume 61,4 ton. Peningkatan yang signifikan, dan ini akan terus kita pantau terus agar dapat terjaga 3K-nya, yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya, tambah Jamil.

 

Potensi Kenaf Masih Besar

Kenaf,  Hibiscus cannabinus merupakan salah satu jenis tanaman penghasil serat selain rosela dan yute. Bagian dari tanaman kenaf yang dimanfaatkan pada umumnya adalah serat. Serat yang dihasilkan dari kenaf digunakan untuk bahan baku pembuatan karung goni sebagai pengemas hasil pertanian seperti gula, gabah, beras, kopi, kakao, kopra, lada dan cengkeh. Hampir semua bagian tanaman kenaf dapat digunakan untuk bahan baku berbagai industri, seperti: fibre board, geo-textile, soil remediation, pulp dan kertas, tekstil, karpet, kerajinan tangan, dll. Fibre board dari serat kenaf saat ini digunakan sebagai bahan untuk interior mobil seperti langit-langit, pintu, dan dashboard.

 

"Dengan begitu banyaknya manfaat dari kenaf, masih terbuka peluang besar ekspor olahan kenaf lainnya, sementara ini baru Jepang yang memanfaatkan kenaf Indonesia untuk alas kandang ternak," tambah Jamil.

 

Penanaman kenaf 99% ada di Lamongan, Jawa Timur. Dan PT. Global Agrotek Nusantara merupakan satu-satunya produsen kenaf yang telah diakui secara resmi oleh Jepang. Sistem yang diterapkan oleh PT. Global Agrotek Nusantara adalah sistem kemitraan dengan petani kenaf.

 

Menurut Direktur PT. Global Agrotek Nusantara, Prambudi, pohon kenaf saat ini hanya dapat tumbuh baik di bantaran sungai Bengawan Solo. Selain itu kenaf juga merupakan tanaman alternatif yang ditanam setelah musim tanam padi. Sebagai salah satu persyaratan masuk pasar Jepang, proses pembuatan kenaf harus menerapkan program zero waste, atau tidak ada limbah dalam prosesnya, jelas Prambudi.

 

Sementara Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi, saat melepas ekspor 38 ton senilai dengan Rp. 277 miliar di Lamongan (12/8),   menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura serta instansi terkait untuk pengembangan industri kenaf di Jawa Timur. Karena kenaf berpotensi memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi, diharapkan dapat menambah devisa negara dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya di Jawa Timur.

Diversifikasi Pasar

Aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor, IMACE yang telah digagas oleh Barantan tengah digalakkan di seluruh provinsi, harapannya aplikasi ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berorientasi ekspor dengan berbasiskan kawasan.

 

Harmonisasi peraturan dan protokol ekspor dengan negara yang non tradisional ekspor juga terus dilakukan bersama dengan instansi terkait dengan harapan produk pertanian dapat menembus lebih banyak pasar ekspor. “Ini kerja kita bersama, sesuai arahan Presiden melalui Menteri Pertanian. Ekspor dan ekspor terus komoditas pertanian kita, wujudkan cita-cita menjadi lumbung pangan dunia,”tutup Jamil.