Ekspor Pertanian Kalbar Naik 29%, Berikut Produk Andalannya

Foto Berita
Pontianak, 15 Juli 2021
No. 1307/Barantan/07.2021
 
 
Pontianak – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Balikpapan mencatat adanya peningkatan nilai ekspor pertanian asal Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) pada triwulan II tahun 2021 yakni mencapai 227,9 ribu ton, atau meningkat 29% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 176,2 ribu ton.
 
Peningkatan ini dipicu dengan adanya perbaikan akses ekspor yang semula melalui pelabuhan di luar Kalbar, kini dapat ekspor langsung atau direct call melalui Pelabuhan Kijing, Pontianak, Kalbar.
 
"Selain memberi nilai tambah bagi petani, pelaku usaha dan pemda, akses langsung ini sekaligus meningkatkan daya saing komoditas ekspor Kalbar," kata Kepala Karantina Pertanian Pontianak, Amir Hasanuddin melalui keterangan tertulisnya, Kamis (15/7).
 
 
Amir menjelaskan komoditas ekspor andalan Kalbar saat ini masih didominasi oleh produk olahan sawit, seperti RBD palm olein, RBD palm stearin dan PKE atau palm kernel expeller. Peningkatan volumen ekspornya sangat signifikan, yakni hingga 21% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, tambah Amir.
 
 
Masih menurutnya, beberapa komoditas unggulan berupa sarang burung walet, lada, biji pinang, pisang, keladi, porang, lidi nipah dan tanaman hias juga terlihat pemingkatannya sejak awal tahun 2021.
 
Hal ini seiring dengan gencarnya program upaya peningkatan ekspor melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, komoditas tersebut tengah terus digiatkan budidaya dan produktivitasnya di beberapa wilayah di Kalbar.
 
“Kami juga mencatat adanya ragam komoditas baru Kalbar, seperti tepung tapioka, pasta durian, air kelapa, daun ketapang, dan berbagai jenis tanaman hias,” terang Amir.
 
Indikasi Kinerja Ekspor Pertanian
 
Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengapresiasi kinerja ekspor pertanian yang telah dicapai seluruh pemangku kepentingan pertanian di Kalbar.
Menurutnya kinerja ekspor di wilayah dapat dinilai dari lima indikator, yaitu capaian nilai ekspor, frekuensi ekspor, penambahan ragam komoditas, jumlah eksportir serta jumlah negara tujuan.
 
Sebagai informasi penting, bersasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian pada triwulan II 2020 tumbuh sebesar 16,24 (QtoQ) dengan nilai ekspor pada Januari-Desember naik sebesar 15,79 persen atau sekitar Rp451,77 triliun. Lalu pada triwulan 1 2021, sektor pertanian juga masih tumbuh meyakinkan dengan angka sebesar 2,95 (YonY).
 
"Oleh karena itu, kami di jajaran Barantan akan terus menggiatkan sinergitas dengan entitas terkait agar bisa menjaga kualitas, kuantitas dan konsistensi produk sehingga mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilai ekspor pertanian,” pungkas Bambang.
 
Narahubung :
drh. Amir Hasanuddin, MM
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian