Eksportir dan Ragam Komoditas Bertambah, Picu Kinerja Ekspor Sulut Meningkat

Foto Berita
Manado, 15 Juli 2021
No. 1407/Barantan/07.2021
 
Manado – Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksyidayyan Saragih menyebutkan dari data lalu lintas ekspor di wilayah kerjanya, para periode triwulan II tahun 2021 tercatat adanya penambahan 16 pelaku usaha agribisnis atau eksportir baru dan 48 jenis ragam komoditas unggulan baru asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
 
Menurut Donni, peningkatan signifikan juga terjadi pada ragam komoditas dan jumlah pelaku ekspor. Dimana ragam komoditas ekspor bertambah menjadi 73 jenis komoditas dari sebelumnya hanya 25. Sedangkan pelaku ekspor meningkat menjadi 50 pelaku usaha dari sebelumnya hanya 34 eksportir.
 
Dari periode sama tahun lalu tercatat hanya 34 eksportir, kini genap berjumlah 50 pelaku usaha, demikian juga dengan ragam unggulan ekspor sebelumnya hanya 25 jenis, ditahun ini tercatat 73 jenis komoditas Sulut telah dapat diekspor.
 
"Peningkatan ini, secara linier berdampak pada kinerja ekspor pertanian yang juga meningkat signifikan," kata Donni melalui keterangan tertulisnya, Kamis (15/7).
 
Menurutnya, dari data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Badan Karantina Pertanian (Barantan), volume ekspor pertanian asal Sulut pada triwulan II tahun 2021 tercatat sebanyak 235,3 ribu ton dengan nilai mencapai Rp. 2,65 triliun. Capain ini meningkat 12% dan untuk nilai ekspornya meningkat sekitar 111% dibandingkan dengan kinerja ekspor pada periode yang sama ditahun sebelumnya (y on Y).
 
"Akses informasi ekspor ini terus kita gencarkan agar dapat menjadi perhatian dan juga atensi pihak terkait. Harapannya performa dapat terjaga bahkan dapat terus meningkat,” papar Donni.
 
Sebagai informasi, catatan peningkatan kinerja ekspor pertanian ini berkorelasi dengan laporan pemda yang menyebutkan bahwa ekonomi Sulut di semester I yang tumbuh 1.8%, dimana 23% disumbang dari sektor pertanian.
 
Secara rinci, Kepala Karantina Pertanian Manado juga menjabarkan ragam komoditas pertanian ekspor diwilayah kerjanya, masing-masing adalah asal sub sektor perkebunan berupa minyak kelapa dan sawit, produk olahan kelapa serta pala, dengan negara tujuan terbesar ke Tiongkok.
 
 
Sementara asal sub sektor hertikultura, terdapat komoditas emerging atau baru yakni tanaman hias. Pada semester satu tahun lalu belum terdapat ekspor namun sampai Juni ini ekspor tanaman hias Sulut telah tembus ke 13 negara dengan 11 pelakunya berasal dari eksportir baru dari kalangan muda atau generasi milenial.
 
Pengembangan Komoditas Ekspor Berbasis Kawasan
 
Ditempat terpisah, Kepala Barantan, Bambang, mengapresiasi kerjasama dan dorongan pemerintah daerah, termasuk dukungan penuh Gubernur Sulut dan jajarannya.
 
Menurut Bambang, sejalan dengan tugas strategis yang diberikan oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) pihaknya melalui seluruh unit pelaksana teknis melakukan pendekatan ke pemerintah daerah guna memetakan wilayah yang memiliki potensi komoditas ekspor.
 
Melalui inovasi keluaran Barantan, yaitu IMACE, Bambang berharap terdapat sinergisitas dengan daerah maupun lembaga, kementerian dan pemangku kepentingan lain agar bisa melakukan pengembangan komoditas pertanian ekspor yang berbasis kawasan.
 
“Saya harap pendekatan secara langsung ke daerah sentra ini bisa terus dilakukan. Selain menambah atau mendorong tumbuhnya ekonomi pertanian juga ini bisa menjadi upaya pemulihan ekonomi nasional selama masa pandemi, " pungkas Bambang.
 
Narahubung :
Drh. Donni Muksidayan Saragih, M.Si.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian