Jadi Pintu Masuk Ekonomi di Wilayah Pacific, Kementan Genjot Ekspor Papua

Foto Berita

Jayapura - Secara geografis, Provinsi Papua merupakan  pintu masuk bagi negara-negara di wilayah perairan Pasifik, terlebih dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Papua dapat menjadi pintu masuk ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe di Gedung Negara, Jayapura, Senin (15/4).

"Kami laporkan, di konter layanan karantina pertanian PLBN Skouw setiap hari kita mensuplai bahan makanan pokok yang menjadi komoditas lapor karantina," kata Jamil.  Dari sisi volume dan jenis cukup banyak, sebagai contoh produk turunan gandum berupa tepung terigu setiap harinya tercatat 10 ton. Belum lagi komoditas pertanian lainnya seperti daging ayam segar, kayu lapis, biji kopi, vanili, susu dan sosis, tambahnya.

Kepala Karantina Jayapura, Muklis Natsir menyampaikan data otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjan yakni ekspor produk non migas bidang pertanian dari Jayapura pada tahun 2018 mencapai Rp. 35,6 milyar. Terjadi tren peningkatan di trisemester awal 2019 yakni ekspor sudah mencapai 29,1% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 10,3 milyar. Ada 5 komoditas unggulan ekspor yaitu berupa kayu merbau, tepung terigu, katu lapis, biji kopi dan vanili. Adapun tujuan negara diantaranya Tiongkok, PNG dan Amerika Serikat. Sedangkan komoditas lainnya yang diminati pasar dalam negeri, seperti cangkang sawit, CPO, biji kakao dan kopra. Dengan tujuan daerahnya seperti Kalimantan, Medan, Surabaya, Denpasar dan Yogyakarta. Hingga Maret 2019, biji kakao yang dilalulintaskan sebanyak 75,9 ton. senilainya Rp. 2,3 miliar, jelas Muklis.

Dalam dialog kali ini,  diekspose juga produk kopi Wamena, Kabupaten Jayawijaya memiliki citarasa yang khas. Dengan luas lahan pertanian kopi di Jayawijaya yang mencapai 1.910 ha yang tersebar di 24 Distrik seperti di Walesi, Kurulu, Hubertus dan Pyramid. Dengan produktifitas kopi wamena berada pada kisaran 600-650 kg/ha dan produksi kopi pada tahun 2017 sebanyak 125,8 ton.

Keterangan gambar : Gubernur Papua, Lukas Enembe dan Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat lakukan dialog akselerasi ekspor komoditas pertanian di Jayapura (15/4)

Komoditas kopi Wamena jadi salah satu contoh komoditas unggulan yang harus didorong. Belum lagi komoditas ekspor lain yang mulai banyak permintaannya.

Menurut Jamil, Barantan selain bertugas melakukan proteksi terhadap kemungkinan masuknya hama penyakit hewan dan tumbuhan, kini Barantan bersama-sama dengan instansi terkait baik dipusat dan daerah sesuai dengan pesan Presiden Jokowi juga harus melakukan lompatan kinerja guna mendongkak ekspor asal komoditas pertanian.

Lukas Enembe, Gubernur Provinsi Papua sangat mengapresiasi program yang tengah dilakukan oleh Kementan melalui Barantan dalam akselerasi ekspor.  Lukas berharap program bimbingan teknis, Agro Gemilang yang ditujukan terutama pada calon eksportir baru di Papua dapat terus ditingkatkan.  Lukas juga akan segera memproses status Bandar Udara Sentani sebagai tempat pengeluaran ekspor pemerintah pusat. Papua harus segera dapat menjadi lumbung pangan bagi negara-negara di perairan Pasifik, tegasnya.

Acara yang dikemas dalam coffee morning ini juga dihadiri oleh perwakilan dari KADIN, pelaku usaha agribisnis, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Dinas Perkebunan lingkup Provinsi Papua dan Bea Cukai, Imigrasi serta Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian lingkup Propvinsi Papua yang meiputi Jayapura, Timika, Biak dan Merauke.

Dalam kesempatan yang sama, Jamil juga memberikan secara simbolis akses I-MACE ( Indonesia Map of Agricultural Commodities Exports) pada pemerintah Provinsi Papua. Aplikasi tersebut berisi tentang perkembangan data eksport berbagai komoditas pertanian dari daerah terkait, dan dimaksudkan agar pemerintah provinsi dapat membaca dan mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di darrahnya. "Dengan tools ini, harapannya kebijakan pembangunan kawasan pertanian daerah berorientasi ekspor dapat lebih optimal," pungkas Jamil.

 

Narasumber :

  1. Lukas Enembe - Gubernur Provinsi Papua
  2. Ali Jamil, Ph.D - Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian
  3. drh. Muklis Natsir, M.Kes - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, Badan Karantina Pertanian