Jelang H-1 Lebaran, Ekspor Tanaman Hias Jatim Tetap Melaju

Foto Berita

Rilis Kementan, 23 Mei 2020
No. 541/R-KEMENTAN/05/2020

Jelang H-1 Lebaran, Ekspor Tanaman Hias Jatim Tetap Melaju

Surabaya -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya di H-1 libur lebaran tetap memfasilitasi ekspor tanaman hias Bucephalandra sebanyak 250 pohon ke Jepang.

Produk pertanian sub sektor hortikultura dengan nilai Rp. 5 juta rupiah milik petani muda asal Jawa Timur (Jatim), Afrian.

"Selain Jepang, berdasarkan catatan kami, komoditas ekspor ini diminati oleh Vietnam dan Amerika juga," kata Musyaffak Fauzi, Kepala Karantina Pertanian Surabaya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (23/5).

Musyaffak juga menjelaskan, dari data sistem otomasi Badan Karantina Pertanian (Barantan) yaitu IQFAST (Indonesia Quarantine Automatic Full System) di wilayah kerjanya terjadi peningkatan kinerja ekspor produk ini dibanding tahun sebelumnya.

Pada kuartal pertama tahun 2020 mencapai 2.046 pohon, sementara pada periode yang sama ditahun lalu hanya 1.740 pohon. Cukup signifikan kenaikannya sebesar 18%, padahal kondisi saat ini serba terbatas akibat pandemi Covid-19, tambahnya.

Secara keseluruhan di sepanjang tahun 2019, ekspor Bucephalandra tercatat sebanyak 20 kali atau 3.382 pohon dengan nilai mencapai Rp. 70 juta, ujarnya lagi.

"Sinergistas dengan berbagai pihak, khususnya instansi pembina petani terus kami tingkatkan. Harapannya dapat lebih meningkatkan jumlah eksportir atau negara tujuan. Hal ini sesuai dengan gagasan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) dalam Gerakan Tigakali Lipat Ekspor atau Gratieks. Pasarnya ada, kita terus dorong petani untuk berproduksi," jelas Kepala Karantina Pertanian Surabaya.

Akses Semakin Mudah

Afrian, saat melaporkan produk pertanian yang akan dilalulintaskan keluar negeri menyebutkan bahwa Bucephalandra merupakan tanaman air yang umum digunakan dalam aquaspace atau seni merangkai tanaman air dalam akuarium.

Budidayanya tergolong tidak susah dan pasar diluar negeri sangat meminatinya. Ia menyebutkan, selali fasilitasi jaminan kesehatan dan keamanan kesehatan tumbuhan yang didapat dari Karantina Pertanian Surabaya, iapun kerap mengakses informasi terkait potensi ekspor.

"Tidak hanya mudah, karena permohonan pemeriksaan karantina dapat dilakukan melalui online. Namun jika datang ke kantor layananpun ada klinik layanan ekspor, banyak informasi yang kita dapat," kata Afrian.

"Saat ini, saya baru menggarap pasar domestik dan Jepang saja. Dan ternyata negara lain juga membutuhkan setelah mengakses informasi peta aplikasi ekspor," tambahnya lagi.

Dukungan Penuh Barantan

Di tempat terpisah, Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), memberikan dukungan penuh terhadap ekspor komoditas pertanian.

Bersama jajarannya diseluruh tanah air, ia menyebutkan layanan publiknya tetap berjalan sepanjang libur lebaran. Tentunya hal ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap kelancaran eksportasi dan juga lalulintas produk pertanian lainnya baik impor maupun pengiriman antar pulau.

Ia juga menyebutkan, dalam hal mendorong tumbuhnya eksportir muda guna memasuki dunia agribisnis, pihaknya telah bergabung dalam ekosistem ekspor digital.

"Saat ini Barantan telah bekerjasama dengan pasar digital global, berupa integrasi aplikasi peta potensi ekspor yang kami miliki, IMACE", jelas Jamil.

Harapannya, dengan penambahan fitur pada pasar global digital ini nanti makin terbuka akses dan informasi pasar produk pertanian, termasuk untuk tujuan ekspor.

"Contohnya, Mas Afrian ini, dia merupakan salah satu petani muda tanaman hias. Kedepan dengan integrasi informasi potensi produk pertanian ekspor di pasar yang lebih luas, maka Saya berharap muncul petani-petani muda lainnya," tutup Jamil.

Narasumber :
1. Ali Jamil, P.hD - Kepala Badan Karantina Pertanian
2. Dr. Ir. M. Musyafak Fauzi, SH.M.Si - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya