Kabadan Terima Delegasi CAWA

Foto Berita

Jakarta – Indonesia merupakan produsen Sarang Burung Walet (SBW) terbesar di dunia. Saat ini ekspor SBW ke Cina dari Indonesia menduduki volume terbesar, yaitu 80% dari total impor. Namun dari total kebutuhan pasar Cina, SBW legal baru masuk sekitar 5 – 6%. Dengan kebutuhan yang sangat tinggi dan kesadaran masyarakat maupun pelaku usaha di Cina terhadap penggunaan SBW legal sebagai bahan baku, merupakan peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Cina.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Banun Harpini, M.Sc didampingi oleh Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Mulyanto, MM, menerima kunjungan China Agricultural Wholesale market Asociation (CAWA) yang berasal dari delegasi 38 pengusaha Tiongkok di Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI (21/8). Turut hadir perwakilan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Perdagangan, dan Ketua bidang perdagangan Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI). Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai produk SBW Indonesia. Diharapkan dengan pertemuan ini pasar SBW Indonesia semakin terbuka di Tiongkok.

Berdasarkan data China Customs bulan Juni 2017, impor SBW mencapai (US$ 42,26 juta) yang berarti mengalami peningkatan hingga 93,19% dibanding Juni 2016 (US$ 21,87 juta). Indonesia berada di peringkat pertama dengan nilai US$ 36,37 juta atau mengalami peningkatan sangat signifikan sebesar 195,53% disbanding Juni 2016 (US$ 12,31 juta), dengan pangsa pasar sebesar 86,06%. Data tersebut menunjukan bahwa ekspor SBW Indonesia ke Tiongkok masih sangat potensial untuk terus dikembangkan. Minat konsumen Tiongkok akan produk SBW Indonesia yang resmi dan terpercaya terus berkembang pesat. Hal ini didorong semakin dipahaminya bahaya mengkonsumsi produk SBW yang tidak terjaga standar dan kualitasnya.

Kabadan menjamin bahwa produk SBW Indonesia yang diekspor ke Cina telah melalui pemeriksaan yang ketat dan memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah Cina, yaitu bebas Avian Influenza (AI); kadar nitrit yang tidak lebih dari 30 ppm; dan tidak mengandung cemaran mikroba di atas ambang batas. “Harapan kami CAWA juga dapat mempromosikan kualitas produk sarang burung walet Indonesia sehingga perdagangan sarang burung walet Indonesia ke Cina dapat berjalan dengan lancar,” harap Kabadan.

Kebutuhan pasar SBW di Tiongkok sangatlah tinggi, diantaranya SBW dibutuhkan oleh perusahaan obat-obatan; SBW yang dijual melalui perdagangan online di Cina; produsen produk makanan, sebagai makanan tambahan; produk jasa kecantikan; jasa pelayanan kesehatan; dan produk SBW yang siap saji. Mengingat hal tersebut, maka pertemuan dengan Delegasi CAWA ini dapat dimanfaatkan untuk dapat saling berkomunikasi dalam menjaga kualitas dan standar yang tinggi. (Pusat KH/pkd)