Kementan Genjot Pompanisasi, Sawah di 9 Desa Karawang Terselamatkan

Foto Berita

Karawang (16/8) - Dilaporkan sembilan desa di kabupaten Karawang terancam puso, Kementerian Pertanian (Kememtan) dalam hal ini Ketua Penanggungjawab Upaya Khusus Swasembada (Upsus) padi, jagung dan kedelai provinsi Jawa Barat, Banun Harpini dorong pompanisasi disepanjang saluran irigasi sekunder di Kecamatan Batujaya, Karawang. " Air adalah sumber kehidupan, untuk itu pengelolaan air menjadi sangat penting terutama di musim kering seperti saat ini," kata Banun saat dilaporkan perkembangan pompanisasi di Kabupaten Karawang (16/8).

Sebelumnya, Banun lakukan kunjungan disepanjang saluran sekunder Cimalaya guna mendapatkan data potensi kekeringan pada hari Senin (7/8) pekan lalu. Pendangkalan saluran irigasi sekunder menjadi penyebab utama, air tersedia cukup tapi tidak dapat dialirkan," jelas Banun. Gerakan pembersihan sampah pada salutan irigasi sekunder, normalisasi sedimen melalui pengerukan, pompanisasi sambil melakukan tanam culik persemaian merupakan langkah yang bakal dilakukan dalam waktu dekat. Bantuan pompa dan benih tahan kering pun dijadwalkan untuk dikirimkan segera. Menurut Nani, Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Karawang total potensi sawah yang terancam keberlangsungan pertanamannya berjumlah 3.150 ha. Masing-masing adalah desa Karya Bakti 1.000 ha, Segarjaya 375 ha, Telukambulu 250 ha, Kutaampel 150 ha, Batujaya 350 ha, Baturaden 275 ha, Karyamulya 200 ha, Telukbango 375 ha dan desa Karyamakmur 175 ha.

"Alhamdulilah dengan bantuan pompa dari pemerintah, saya bisa garap sawah lagi," kata Rojul anggota kelompok tani Tani Makmur di desa Tanah Baru. Rojul dan petani didesanya berharap agar bantuan berupa pinjaman pompa dapat terus dilakukan hingga akhir musim kering dan jika dimungkinkan dengan besaran yang lebih besar agar dapat memcapai sawah yang lebih jauh.

Seiring dengan puncak musim kemarau yang berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi pada bulan Agustus dan September 2018. Banun menambahkan sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, Amran Sulaeman dimana seluruh pejabat Kementan untuk turun ke lapangan dan membantu langsung di lahan sawah petani, ia yang menjadi penanggung jawab tim Upsus Pajale Provinsi Jawa Barat semenjak awal fokus mempertahankan pertanaman diatas luas baku tanam 913.976 ha di seluruh propinsi Jawa Barat dan khusus di kabupaten Karawang dengan luasan 95.876 ha diimana dengan potensi tanam 46.503.811 ha di bulan September 2018.

Banun juga berharap pemerintah daerah dapat menggalakan program gerakan masyarakat kali bersih. "Ajak masyarakat untuk menjadikan kali sebagai beranda rumah yang harus selalu bersih, bukan sebagai bagian tempat pembuangan sampah," harapnya.

Selain memberikan bantuan berupa pompa untuk memacu debit air agar dapat mencapai saluran dipersawahan, Kementan pada musim kering kali ini juga lakukan langkah komprehensif antara lain: melakukan percepatan tanam pada daerah yang belum mengalami kekeringan dan penggunaan bibit padi khusus untuk lahan kering. "Kami juga tengah gencar sebarluaskan teknologi Patbo, terutama saat musim kering. Ini merupakan paket teknologi pertanian yang berbasis manajemen air dan penggunaan bahan organik,” papar Banun.

“Ini merupakan langkah untuk memanfaatkan hasil inovasi pertanian yang cocok untuk dilakukan pada musim kering,” jelas Banun

Untuk memastikan program pompanisasi di Kabupaten Karawang, Kementan mengerahkan babinsa, dinas pertanian, kodim, tim upaya khusus (upsus), dan Kantor Cabang Dinas (KCD). Tim Upsus juga terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait, khususnya dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat guna pastikan manajemen air di saluran irigasi sekunder agar langkah antisipatif kekeringan ini dapat berjalan maksimal, sesuai dengan instruksi Mentan, pungkas Banun.