Keunikan Motifnya Jadi Barang Mewah, Ratusan Kulit Ular Berlayar ke Banyuwangi

Foto Berita

#Rilis Barantan

Palangkaraya,26 Februari 2021

No. 2002/R-Barantan/02.2021

 

Uniknya motif pada kulit ular jenis Sanca batik (Phyton reticulatus) menjadikan peluang bisnis untuk pembuatan tas dan barang lainnya berbahan dasar kulit. Motifnya bak kain batik yang banyak digemari terutama dari luar negeri. Barang mewah berbahan kulit ular tersebut sudah memiliki pasar ekspor ke Asia dan Eropa.

Palangkaraya -- Peluang ini pun tak disia-siakan oleh masyarakat di Sampit untuk mengumpulkan kulit ular Sanca. Populasi ular tersebut di Kalimantan Tengah ini masih tinggi dan juga biasanya sebagai predator hewan ternak milik masyarakat.

"Permintaan kulit ular dari Sampit ini lumayan tinggi. Bahan dasar untuk tas, sepatu, ikat pinggang, dan lainnya. Komoditas ini dikirim ke Banyuwangi yang kemudian diolah dan dipasarkan ke luar negeri," ujar Iyus Hidayat Kepala Karantina Pertanian Palangkaraya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/2).

Tentunya, Iyus menjelaskan, Karantina Pertanian Palangkaraya sudah memastikan kesehatan kulit ular dan kelengkapan administrasinya sebelum dilalulintaskan antar-area. Salah satu kelengkapan dokumennya Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SAT-DN) dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit.

Sesuai dengan Pasal 37-40 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan media pembawa harus dilengkapi dokumen persyaratan dan dinyatakan bebas dari hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) atau organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

Keterangan foto tidak tersedia.

Setiap tahun pengiriman kulit ular dari Wilayah Kerja Sampit rutin. Berdasarkan data sistem otomasi IQFAST Karantina Pertanian Palangkaraya, volume pengiriman kulit ular Sanca ini selama Februari mencapai 250 lembar dengan frekuensi dua kali pengiriman. Tahun sebelumnya frekuensinya dua kali pengiriman dengan volume sebanyak 600 lembar.

Peluang Investasi

Melihat tingginya permintaan pasar, kulit ular ini bisa menjadi peluang untuk usaha budidaya. Tentunya ini dapat meningkatkan volume komoditas tersebut dan memenuhi permintaan pasar.

Pengirim ratusan lembar kulit ular Sanca, Yanto dari CV RHB menuturkan kulit ular dibeli dari masyarakat dan melalui proses pengeringan sampai layak untuk dikirim. “Butuh beberapa minggu untuk kami kumpulkan kulit ular sebanyak 150 lembar dari masyarakat. Selanjutnya kami proses agar dapat dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomi,” ujar Yanto.

"Peluang investasi untuk budidaya ular Sanca batik ini masih terbuka lebar. Pasarnya sudah jelas, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara. Selain untuk budidaya, peluang lainnya juga bisa membangun usaha pengolahannya. Sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan juga," tambah Iyus.

Keterangan foto tidak tersedia.

Melihat peluang ini, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mendorong para investor untuk menggeluti usaha budidaya ular Sanca. Menurutnya pasarnya sudah ada, bahkan bisa ditambahkan lagi negara tujuannya.

"Peluangnya masih tinggi. Masih bisa terus ditingkatkan volumenya untuk memenuhi permintaan pasar. Tentunya harus terus berkoordinasi juga dengan instansi terkait," pungkas Jamil.

Narahubung:

Ir. Iyus Hidayat, M.P. -- Kepala Karantina Pertanian Palangkaraya, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian