Makin Laris, Ekspor Tanaman Hias ke Mancanegara

Foto Berita

Rilis Kementan, 12 Juni 2020

No. 686/R-KEMENTAN/06/20


Bogor –  Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok mencatat adanya lonjakan permintaan tanaman hias yang difasilitasi ekspor pihaknya ke mancanegara.


Jenis Philodendron menjadi tanaman hias yang paling laris, disusul Epipremnum, Monstera, Syngonium, Anthurium dan Aglaonema, yang juga diminati pasar global.


"Selain warna indah dan bentuknya unik, komoditas asal sub sektor hortikultura ini  juga telah memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan, sehingga makin laris," kata Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Purwo Widiarto saat melakukan monitoring tindakan karantina di Kantor Pos Besar Jakarta, Jum'at (12/6).


Lonjakan yang signifikan bahkan terjadi saat pandemi Covid-19, ini menunjukkan budi daya tanaman hias mampu bertahan walaupun dimasa serba terbatas kali ini, tutur Purwo.
Berdasarkan data IQFAST di Karantina Pertanian Tanjung Priok, tercatat selama Januari hingga Mei 2020  tercatat 1.092 sertifikat ekspor karantina atau 24.396 batang dengan nilai Rp. 6,8 milyar, sementara diperiode sama hanya sebanyak 69 sertifikat ekspor karantina dengan total 13.035 batang, meningkat hampir dua kali lipat, tambahnya.


Lebih lanjut Purwo menyebutkan bahwa Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor tanaman hias yang diambil dari petani di sekitar Jakarta, Bogor dan Sukabumi. Kemudian pasar di Jerman, Korea Selatan, Inggris, Kanada, Singapura, Belanda, Belgia, Perancis dan Jepang juga menjadi pelanggannya.


Menjadi Penopang Ekonomi


Budidaya pertanian dengan skala kecil dan menengah saat ini tengah didorong untuk digiatkan sejalan dengan Gerakan Pertanian Pangan Lestari (P2L) yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red).


Hal ini disampaikan secara terpisah oleh Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil. Berbagai teknologi dan fasilitasi budidaya telah disiapkan oleh ditjen teknis di lingkup Kementan. Selain untuk ketahanan pangan, gerakan yang digelorakan dalam bentuk kawasan ini diharapkan juga dapat menjadi penopang ekonomi keluarga.


"Gerakan ini kita sukseskan bersama-sama, jika hasil lebih dari kebutuhan pangan keluarga, memenuhi persyaratan ekspor, bisa jadi tambahan pendapatan," tutur Jamil.


Barantan memberikan layanan klinik ekspor dikantor layanannya di seluruh tanah air. Hal ini ditujukan untuk mendorong tumbuhnya ragam komoditas dan pelaku usaha (eksportir) pertanian baru.


Narasumber :

  1. Ali Jamil, Ph.D -- Kepala Badan Karantina Pertanian
  2. 2. Ir. Purwo Widiarto, MMA – Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok