Melejit, Ekspor Kapulaga Jateng di Tengah Pandemi Covid-19

Foto Berita

 

Melejit, Ekspor Kapulaga Jateng di Tengah Pandemi Covid-19

Semarang – Permintaan pasar ekspor khususnya ke negara Cina terhadap rempah, khususnya kapulaga asal Provinsi Jawa Tengah makin melejit ditengah pandemi Covid-19.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang mencatat sertifikasi kesehatan untuk ekspor ke negara Cina pada Januari hingga 11 April tahun 2020, sebanyak 9 kali dengan volume 118 ton. Tren peningkatan yang signifikan jika dibandingkan ekspor tahun lalu. Dengan tujuan negara yang sama, tercatat sepanjang tahun hanya 13 kali dengan volume 170 ton.

"Ini yang terus digelorakan pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), produk pertanian kita dibutuhkan dunia. Mari bergerak bersama untuk menjadi pertanian kita maju bersama," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) melalui keterangan tertulisnya (11/4) di Jakarta.

Menurut Jamil, produk sub sektor hortikultura ini selain Jateng juga dihasilkan dibeberapa wilayah Indonesia. Sementara untuk pasar ekspornya selain Cina, kapulaga juga diminati oleh berbagai negara. Antara lain Vietnam, Hongkong, Korea Selatan, India dan Amerika Serikat. Sebagai catatan, permohonan sertifikasi kesehatan karantina untuk ekspor komoditas ini di tahun 2019, tercatat 81 kali pengiriman dengan total 1,1 ribu ton ke berbagai negara.

Meningkat, Permohonan Sertifikasi Ekspor Hortikultura asal Jateng

Parlin R. Sitanggang, Kepala Karantina Pertanian Semarang menyebutkan sertifikasi kesehatan sub sektor hortikultura pada triwulan 1 tahun 2020 tercatat meningkat signifikan.

Sebanyak 1,7 ribu ton berbagai komoditas hortikultura dengan nilai Rp. 90,9 milyar selama periode Januari sampai dengan Maret 2020. Sementara dimasa yang sama tahun 2019 hanya 1,5 ribu ton dengan nilai ekonomi Rp. 41,9 milyar.

Parlin menambahkan, produk hortikultura asal Jawa Tengah yang juga diminati dunia adalah bunga Melati. Sebanyak 497,9 ton bernilai ekonomi Rp. 26,3 milyar telah memasuki pasar Malaysia, Arab Saudi, Singapura dan Thailand selama masa pandemi ini.

Selaku otoritas yang bertugas memastikan produk ekspor dengan serangkaian pemeriksaan, Barantan juga lakukan percepatan layanan dengan digitasi.

"Ini terus kita gencarkan, agar dalam kondisi terbatas seperti masa sekarang ini layanan dapat tetap mengantisipasi peningkatan permohonan ekspor, " tutup Jamil.

Narasumber :
1. Ali Jamil, PhD - Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian
2. Parlin R Sitanggang - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Barantan