Melesat, Ekspor Domba Sumut ke Malaysia

Foto Berita
TB Asahan, 15 Agustus 2020
No : 811/R-Barantan/08.2020
 
 
 
TBA -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan (TB Asahan) mencatat adanya peningkatan yang signifikan sepanjang triwulan II-2020 pada jumlah ekspor komoditas asal sub sektor peternakan, domba asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Dari data pada sisterm perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian TB Asahan sebanyak 1.757 ekor domba Sumut dengan nilai Rp. 2,1 milyar diekspor ke negara tujuan Malaysia sepanjang masa pandemi. Sementara ada periode Januari hingga Juli tahun 2019 domba yang di ekspor hanya berjumlah 700 ekor saja.
 
"Alhamdulilah, dengan semangat Gratieks (Gerakan Tigakali Lipat Ekspor, red) yang digencarkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo disambut baik. Sinergisitas berbagai pihak terus digencarkan, " kata Kepala Karantina Pertanian TB Asahan, Bukhari melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (18/8).
 
Menurutnya, permintaan negara tujuan tidak dalam bentuk domba hidup namun juga berupa daging segar dan daging beku. Trennya terus meningkat, apalagi komoditas ini telah terjamin kesehatan dan keamanannya, tambah Bukhari.
 
“Perusahaan eksportir membeli domba domba tersebut dari peternak kecil, Alhamdulillah perekonomian masyarakat TB Asahan jadi ikut terdongkrak dengan adanya ekspor domba ini,” imbuhnya lagi.
 
Sebelum diekspor, serangkaian tindakan karantina telah dilakukan. Salah satunya berupa pemeriksaan uji Rose Bengal Test (RBT) di laboratorium untuk memastikan komoditas unggulan asal Sumut ini bebas dari Brucellosis.
 
Dari data lalu lintas produk pertanian nasional, di tahun 2018 ekspor domba ke negara tetangga Malaysia banyak dilakukan dari Surabaya, Pekanbaru dan Jakarta. Namun mulai tahun 2019 sampai dengan saat ini ekspor telah mulai dilakukan dari TB Asahan, dengan tren yang terus meningkat, papar Bukhari.
 
Terus Bertumbuh, Negara dan Ragam Produk Baru
 
Karantina Pertanian TB Asahan juga melaporkan bahwa sepanjang triwulan II-2020 tidak hanya fasilitas ekspor domba yang meningkat, namun ada negara tujuan dan ragam komoditas unggulan ekspor baru di wilayah kerjanya.
 
Kambing non bibit, air kelapa, bengkoang, bibit anthurium, bibit syngonium, bibit philodendron, cabe giling, cabe kering, cabe rawit, caladium, cempedak, daun cincau, palm kernel meal, palm kernel oil dan RBD palm stearin menambah deret ragam komodtas ekspor asal Sumut.
 
Sementara itu, empat negara masing-masing Afganishtan, Benin, Macedonia dan Senegal menjadi pasar baru bagi komoditas pertanian di ujung Pulau Sumatera ini.
 
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan bahwa sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Mentan SYL untuk mengawal Gratieks, jajarannya diseluruh tanah air melakukan beberapa langkah operasional. Antara lain memberikan pendampingan bagi pelaku usaha, mendorong peningkatan sinergisitas baik dengan pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani.
 
"Harapannya makin banyak kawasan pertanian berbasis kawasan dengan orientasi ekspor. Selain lebih mudah dalam pembinaan juga dapat menarik minat investor untuk mengembangkan hilirosasi," kata Jamil.
 
Saat ini iklim agribisnis terus diperbaiki termasuk penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian. "Ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha, kedepan komoditas yang diekspor tidak dalam bentuk segar atau hidup namun sudah diolah minimal agar dapat memberi nilai tambah," pungkas Kepala Barantan.
 
Narahubung:
 
Drh. Bukhari – Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan, Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Peetanian