Meningkat, Lalu Lintas 11 Bahan Pangan Pokok di Tanjung Pinang

Foto Berita
 
Tanjung Pinang, 30 Juli 2020
No. 731/R-Barantan/07.2020
 
 
 
Tanjungpinang - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungpinang menyebutkan adanya peningkatan lalu lintas 11 bahan pangan pokok dari berbagai asal kota ke Pulau Bintan.
 
Sepanjang periode Januari - 25 Juli tercatat lalu lintas domestik masuk, beras sebanyak 6.399 ton, naik 41,08 % bila dibandingkan tahun 2019, cabai sebanyak 771,6 ton, naik 128,08 %, bawang merah sebanyak 339,6 ton, naik 247,80 % , kentang sebanyak 401,4 ton, naik 196,33%, tepung sebanyak 547,24 ton, naik 1.323,07%, sapi/kambing sebanyak 3.642 ekor, naik 0,3%.
 
"Kami pastikan produk pertanian yang dilalulintaskan dan masuk melalui tempat yang ditetapkan telah melalui pemeriksaan karantina untuk memastikan sehat dan aman," kata Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang selaku moderator temu wicara di Tanjungpinang, Selasa (28/7) lalu.
 
Acara yang digelar dengan format Bincang Layanan Karantina, BCL-Q ini mengangkat tema 'Pangan Kita Tersedia, Sehat dan Aman'. BCL-Q digelar sejalan dengan harapan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo -red) agar seluruh jajarannya melakukan sinergisitas dengan pemangku jabatan di daerah dalam mensukseskan program P2L dan diversifikasi pangan untuk ketersediaaan pangan yang cukup, sehat dan aman.
 
Raden juga menuturkan selain komoditas segar, bahan olahan asal hewan juga banyak dilalulintaskan, antara lain daging sapi/kerbau, daging ayam beku, daging bebek, daging kambing, telur burung puyuh dan telur ayam konsumsi. Sejalan dengan tugas perkarantinaan yang diembannnya, Karantina Pertanian Tanjungpinang juga melakukan pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan dan pakan asal produk pertanian. Hal ini diamanahkan melalui UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, tambahnya.
 
Hadir selaku pembicara utama adalah Hj. Rahmah, S.IP, selaku Plt. Walikota Tanjungpinang yang mengajak seluruh masyarakat Tanjungpinang untuk berpartisipasi mensukseskan program pekarangan pangan lestari (P2L) dan diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
 
Rahma dalam pernyataannya menyampaikan, Kepulauan Riau dengan daratan hanya 4 persen dari total seluruh wilayahnya masih memiliki potensi usaha dibidang pertanian. Kebutuhan bahan pangan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, bila tidak dibarengi dengan usaha menyediakan pangan mandiri maka Kepri hanya akan menjadi konsumen bahan pangan dari daerah lain. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari semua pihak agar program P2L dan diversifikasi pangan berhasil, sehingga setiap keluarga dirumah mampu menyediakan pangan mandiri.
 
"Lewat media ini saya mengajak masyarakat Tanjungpinang untuk mensukseskan program P2L dan diversifikasi pangan yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan Karantina Pertanian Tanjungpinang yang telah membantu kelancaran distribusi bahan pangan bagi masyarakat kota Tanjungpinang", papar Rahma.
 
Hadir pula pada kesempatan tersebut sebagai narasumber dari Kepala BPTP Kepri, Sugeng Widodo, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang, H. Ahadi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, Khairul.
 
Sugeng Widodo menyampaikan bahwa, Kepri dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta jiwa dengan kebutuhan beras per tahunnya 214.586 ton, sementara kemampuan produksi di Propinsi Kepri hanya 1.403 ton, maka di Kepri telah terjadi defisit beras sebesar 213.182 ton, untuk itu dibutuhkan usaha perluasan sawah, memanfaatkan lahan pekarangan dan menggali potensi pangan pengganti beras.
 
Sementara itu, Ahadi menyampaikan, "DP3 Tanjungpinang telah mendukung program P2L melalui B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) yang dilombakan mulai dari masing-masing kelurahan di Kota Tanjungpinang. Selain itu di Tanjungpinang ini ada beberapa bahan pangan yang bisa dijadikan sebagai pangan pengganti beras, diantaranya ada singkong, ubi jalar, talas dan sagu".
 
"Di Bintan, kami pun telah melaksanakan program P2L sejak program tersebut yang awalnya bernama Obor Pangan Lestari (OPAL), program tersebut telah kami sebarkan dan telah berjalan hingga kini. Untuk diversifikasi pangan, Bintan sudah banyak yang tanam umbi-umbian bahkan sampai komoditas ganyong di kecamatan Seri Kuala Lobam", ujar Khairul.
 
Hadir pada acara BCL-Q dan memberikan dukungan untuk mensukseskan program Kementerian Pertanian tersebut adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri, DANLANTAMAL IV Tanjungpinang, DANREM 033 Wirapratama, DANLANUD Raja Haji Fisabilillah, Kepala Kejati Kepri, Kapolres Kota Tanjungpinang, DANDIM 0315/ Bintan, Kejari Bintan, Kepala Bea & Cukai Tanjungpinang,
GM PT. Pelindo I Cabang Tanjungpinang, Kepala BPS Kepri, Kepala KSOP Tanjungpinang, Kepala KSOP Bintan, Kepala BKIPM Tanjungpinang, Kepala KKP Tanjungpinang,
Kepala BULOG Tanjungpinang, GM PT. Angkasa Pura II Raja Haji Fisabilillah, Kepala BPS Kota Tanjungpinang.
 
Narahubung :
 
drh Raden Nurcahyo, M.Si
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian