Menko Airlangga : Pacu Ekspor, Dorong Hilirisasi Kakao Sulteng

Foto Berita

#RilisBarantan
Palu, 27 Agustus 2021
No. 0608/Barantan/08.2021

Palu – Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan komoditas kakao Indonesia memiliki potensi untuk menggenjot ekspor sektor pertanian, untuk itu diperlukan penataan dari hilir hingga hulu agar produktivitas kakao dapat terus terjaga dan meningkat.

Hal ini disampaikan saat Airlangga melepas ekspor 8.000 ton biji kakao asal Sulawesi Tengah (Sulteng) senilai Rp. 22,5 miliar ke Malaysia di gudang pemilik PT Olam Indonesia, Palu (27/8).

“Untuk mendapatkan nilai tambah, kedepan biji kakao ini diolah dahulu. Sehingga selain dapat lebih tahan lebih lama, berharga jual lebih tinggi juga dapat membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat," kata Menko Airlangga yang didampingi oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura.

Dari IQFAST, data lalu lintas komoditas pertanian ekspor di Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan), Biji Kakao (BK) asal Sulteng, selain Malaysia, juga diekspor ke Singapura.

Terhitung sejak Januari hingga Juli 2021, total ekspor mencapai seribu ton. Sementara ditahun 2020 lalu total ekspornya mencapai 6,8 ribu ton.

"Semuanya masih bentuk segar, atau biji Kakao dan telah kami lakukan pemeriksaan karantina untuk menjamin kesesuaian persyaratan negara tujuan, " jelas Kepala Karantina Pertanian Palu, Amril yang juga turut mendampingi pelepasan ekspor tersebut.

Masih menurut Amril, sejalan dengan upaya peningkatan ekspor pertanian berupa Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks, yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya memberikan percepatan layanan terhadap komoditas yang diekspor.

"Selain Kakao, Sulteng juga memiliki komoditas pertanian andalan ekspor lainnya, namun masih dalam bentuk segar. Kedepan, sejalan dengan arahan Pak Menko semoga bisa didorong ekspor produk olahannya," tutur Amril.

Dukungan Hilirisasi Kementan

Secara terpisah, Kepala Barantan, Bambang mengapresiasi pelaksanaan ekspor komoditas pertanian asal Sulteng.

Sebagai informasi,International Cocoa Organization (ICCO) menyatakan, saat ini Indonesia berada di peringkat empat negara produksi biji kakao.

Data di Barantan, Kementan, secara nasional ekspor BK periode Januari hingga Juli 2021 sebanyak 160,2 ribu ton. Angka ini lebih sedikit dibanding periode sama tahun 2020 yang berhasil membukukan 165,8 ribu ton. Sementara total ekspor BK pada tahun 2020 mencapai 310,8 ribu ton.

Kementan juga mencatat ada 8 negara yang menjadi tujuan ekspor BK asal tanah air, yakni : Malaysia, Amerika Serikat, Cina, India, Spanyol, Belanda, Jerman dan Singapura.

Sementara Kementan mencatat BK yang diekspor langsung melalui pelabuhan laut dan bandar udara di Belawan, Padang, Aceh, Batam, Lampung, Bandung, Surabaya, Soekarno Hatta, Tanjung Priok, Denpasar, Mataram, Tarakan dan Palu.

"Selain fokus terhadap produktivitas, hilirisasi juga terus didorong, baik dengan teknologi maupun dukungan pembiayaan. KUR Pertanian dapat dimanfaatkan, sehingga diharapkan hasilnya dapat turut mendongkrak ekspor," pungkas Bambang.

Narahubung
Amril, SP, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian