Rempah Indonesia Timur, Hangatkan Manca Negara

Foto Berita

Makassar - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas 238.979 Ton lada biji tujuan Vietnam dan Malaysia di Kawasan Industri Makassar. Sulawesi Selatan merupakan salah satu propinsi di wilayah timur Indonesia yang menghasilkan rempah. “Di trimester pertama tahun 2019 ekspor lada dan cengkeh dari Sulawesi Selatan naik hampir 100 persen dibandingkan tahun lalu” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat melakukan pelepasan lada bersama Gubernur Sulawesi Selatan (13/3).

Amran menuturkan berdasarkan data permohonan ekspor yang masuk melalui Karantina Makassar tercatat total ekspor lada dan cengkeh pada Januari – Maret 2019 mencapai 2.178 Ton sedangkan di Januari - Maret 2018 hanya 1.224 Ton. Kementerian Pertanian akan terus mendorong akselerasi ekspor di semua Propinsi, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekspor dari sisi non migas.

Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menambahkan bahwa frekuensi aktivitas ekspor seluruh komoditas pertanian di tahun 2018 yang tercatat di Karantina Makassar sebanyak 3.206 kali penerbitan Phitosanitary Certificate dengan volume 412.924 Ton. Pada trimester pertama di tahun 2019 frekuensi ekspor telah mencapai 474 kali sebesar 138.737 Ton. “Baru 3 bulan tapi sudah mencapai 30% dari total volume ekspor di tahun 2018, sangat berpotensi untuk bisa menargetkan peningkatan 200%” kata Ali Jamil dengan optimis.

Khusus di bulan Maret 2019 nilai ekspor Sulawesi Selatan mencapai Rp 852 miliar dengan total volume 6.485 ton yang terdiri dari buah pisang, manggis, markisa, kacang mede, kulit ari mede, minyak kulit mede, kakao biji, kakao pasta, vanili kering, lada biji, ampas sawit, cengkeh, cincau hitam, kacang hijau, kayu manis, dedak gandum, gandum pelet, porang dan rumput laut.

Pelepasan ekspor kali ini sangat istimewa karena selain dihadiri oleh Menteri Pertanian dan Gubernur Sulsel, juga dihadiri oleh 14 bupati dan walikota lingkup Provinsi Sulawesi Selatan serta Kepala Dinas Pertanian se-Sulsel.

“Kementerian Pertanian menginjak gas penuh untuk mengakselerasi ekspor komoditas pertanian. Melalui program AgroGemilang yang dimotori oleh Badan Karantina Pertanian, seluruh provinsi di Indonesia ditargetkan mampu mengekspor komoditas unggulan mereka masing-masing”, terang Amran.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan dan akselerasi ekspor produk pertanian ditiap propinsi se-Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali meluncurkan inovasi berbasis aplikasi. I-Mace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) atau Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia merupakan aplikasi berisi informasi kegiatan ekspor komoditas pertanian di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian seluruh Indonesia. Tujuan dari aplikasi ini agar dapat digunakan Pemerintah Propinsi dalam pembangunan pertanian serta mendorong pertumbuhan komoditas pertanian berorientasi ekspor.

Narasumber :
1. Menteri Pertanian, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP
2. Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Ali Jamil, Phd


Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian