Untuk Riset Biomedis, Monyet Macaca Kembali Masuk Pasar Ekspor Amerika Serikat

Foto Berita

Tangerang -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Soekarno Hatta memfasilitasi ekspor 120 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk keperluan riset biomedis ke Amerika Serikat.

Berdasarkan data sistem perkarantinaan, IQFAST, tercatat ekspor hewan hidup ini terakhir dilakukan pada tahun 2009, dan kemudian terhenti akibat aspek teknis dan aturan teknis yang belum terpenuhi.

"Alhamdulilah, ekspor hewan untuk kebutuhan penelitian dapat kembali dilakukan. Artinya, kita mampu memenuhi persyaratan dari negara tujuan," ujar Kepala Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Imam Djajadi melalui keterangan tertulisnya, Senin (15/3).

Menurut Imam, nilai ekspor komoditas hewan hidup ini mencapai 1,7 miliar rupiah dan merupakan pengiriman tahap pertama dari permintaan Amerika Serikat yang totalnya 1.000 ekor.

"Untuk mempercepat layanan, kami melakukan pemeriksaan karantina di tempat pemilik yang telah ditetapkan sebagai instalasi karantina hewan (IKH). Ini juga merupakan upaya untuk menjaga kesejahteraan hewan atau animal welfare," tambah Imam.

Secara teknis, Nuryani Zainuddin selaku Koordinator Substansi Karantina Hewan Soekarno-Hatta mengungkapkan bahwa negara tujuan mempersyaratkan monyet ekor panjang yang diekspor berasal dari tempat penangkaran dengan perlakuan pemeriksaan khusus.

Hewan primata ini berasal dari penangkaran di Jawa Barat dan telah memenuhi regulasi Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), dan dipastikan bukan dari habitat aslinya di hutan.

Masih menurut Nuryani, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hewan hidup ini telah bebas dari penyakit akibat virus herpes B, SRV, SIV, dan STLV-1. "Siap diekspor karena sehat dan aman. Di negara tujuan, hewan ini akan dimanfaatkan dalam penelitian model riset teknis, seperti riset COVID-19, Zika, SARS, dan sebagainya," jelasnya.

Penuhi Persyaratan Teknis dan Kesejahteraan Hewan

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, mengapresiasi terbuka kembalinya ekspor monyet ekor panjang ini untuk kepentingan penelitian medis.

Selain fungsinya yang vital bagi kepentingan riset biomedis di dunia, Jamil juga berharap kembali terbukanya ekspor dari subsektor peternakan ini diharapkan dapat mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Kita jaga persyaratan teknisnya, juga penuhi asas kesejahteraan hewannya agar sesuai dengan aturan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia. Kami fokus dari layanan karantina pada proses bisnis ekspornya," tutup Jamil.