Pulen, Beras Mataram Makin Laris di Berbagai Kota

Foto Berita

Mataram, 10 Juli 2020

No. 803/R-Barantan/07.20

 


Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu kawasan sentra pertanian yang potensial terus meningkatkan produksinya. Dua komoditas sub sektor tanaman pangan, yakni beras dan jagung menjadi andalan utamanya.


Dari data lalu lintas antar area dari sistem perkarantinaan, IQFAST di Karantina Pertanian Mataram tercatat sepanjang Januari hingga Juni 2020 pengiriman beras mencapai 5.000 ton dengan nilai Rp 30 miliar. Sementara pada periode sama di tahun 2019 hanya mencapai 19 ton dengan nilai Rp 190,5 juta, lonjakan permintaan yang luar biasa.


"Selain jenis beras yang disukai, produksinya juga cukup berlimpah, sehingga setelah mencukupi kebutuhan NTB, jadi makin laris," kata Kepala Karantina Pertanian Mataram, Arinaung Siregar saat melakukan monitoring tindakan karantina terhadap 1.000 ton beras dengan tujuan Waikabubak, Nusa Tenggara Timur.


Menurut Arinaung melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/7) menyebutkan bahwa saat ini NTB telah bertumbuh menjadi lumbung beras nasional sehingga dapat menjadi salah satu penyangga stok beras nasional. Selain untuk mencukupi kebutuhan beras di wilayahnya, Beras Mataram dikirim ke NTT, Batam, DKI Jakarta dan beberapa kota lain melalui Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) Kantor Wilayah NTB.


Arinaung juga menjelaskan sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red) untuk memastikan ketersediaan, keamanan dan kelancaran distribusi pangan asal produk pertanian, khususnya sebelas bahan pangan pokok, pihaknya melakukan pengawalan khusus.


Pengawalan ini sejalan dengan tugas perkarantinaan untuk mengawasi keamanan dan mengendalikan mutu pangan juga pakan asal produk pertanian. Tugas ini diintegrasikan dengan tindakan karantina di 'border' wilayah atau tempat pemasukan, tambahnya.
Dikatakan Arinanung, sebelas komoditas pangan pokok,  seperti beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging, telur dan daging ayam ras, gula, hingga minyak goreng oleh pihaknya dilakukan serangkaian tindakan karantina guna memastikan sehat dan aman tiba di daerah tujuan. 


Mulai dari pemeriksaan kesesuaian jumlah antara dokumen maupun fisik hingga pemeriksaan fisik untuk kemudian diterbitkan sertifikasi kesehatan karantina atau Phytosanitary Certificate (PC). 


Karantina Jamin Keamanan dan Kesehatan Produk Pertanian


Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyampaikan Barantan  lakukan tugas pengawasan dan keamanan pangan. Baginya ini menjadi penting, karena masyarakat membutuhkan jaminan atas keamanan pangan asal produk pertanian.


“Untuk keamanan dan kesehatan bersama, kami juga menghimbau masyarakat yang akan melalulintaskan produk pertanian baik ekspor, impor atau antar area, laporkan kepada petugas karantina terdekat untuk diperiksa dan dipastikan sehat dan aman,” tutup Jamil.


Narahubung

drh. Arinaung, M.Si – Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram