Surabaya (22/6) – Di Ngoro Industrial Park - Mojokerto, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya melakukan pemusnahan 42 kontainer atau setara dengan 787,13 ton buah Pir, Jeruk dan Apel tanpa jaminan kesehatan asal China. Pemusnahan dilakukan sebagai tindak lanjut dari tindakan karantina penahanan dan penolakan yang telah dilakukan sebelumnya.

Saat itu tindakan penahanan dilakukan karena adanya ketidaksesuaian antara dokumen yang dilaporkan dengan hasil pemeriksaan fisik. Menurut dokumen/ Phytosanitary Certificate 42 kontainer tersebut berisi Pir (Pyrus comunis) setara 787,13 ton, namun berdasar hasil pemeriksaan fisik, terdapat 3 (tiga) jenis yaitu: Pear sebanyak 135,94 Ton; Jeruk sebanyak 375,85 Ton; dan Apel 275,34 Ton.

Penahanan dilakukan sebagai upaya penegakkan hukum seperti yang tercantum dalam Pasal 5 UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan yang menyatakan bahwa setiap media pembawa (buah-buahan) yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI wajib dilengkapi surat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary Certificate) dari negara asal. Komoditas jeruk yang tidak disertai surat jaminan kesehatan berpotensi membawa lalat buah yang sangat menyukai buah jeruk sebagai medianya. spesies lalat buah yang berasal dari China adalah Bactrocera tsuneonis/Japanese Orange Fly/Cytrus Fruit Fly, merupakan organisme pengganggu tumbuhan yang belum terdapat di Indonesia. Karena belum ada di Indonesia, maka menuntut kewaspadaan yang tinggi supaya lalat tersebut tidak masuk ke Indonesia.

Berdasarkan undang-undang No 16 tersebut diberikan waktu kepada pemilik untuk melengkapi dokumen sertifikat kesehatan/PC untuk Jeruk dan Apel, namun sampai batas waktu yang telah ditentukan yaitu 14 hari kerja dokumen yang dipersyaratkan belum dapat dipenuhi maka dilakukan penolakan. Setelah 14 hari kerja masih juga belum diajukan, sehingga tindakan pemusnahan harus dilakukan.

Pemusnahan dilakukan dengan cara menghancurkan media pembawa dimaksud dengan alat berat dan kemudian di masukan dalam lubang dan ditimbun dengan tanah.

Isu keamanan pangan (food safety) menjadi sangat penting di dunia dan telah diatur melalui standar internasional (Codex Alimentarius) sebagai rujukan untuk seluruh negara. Pentingnya keamanan pangan karena menyangkut kesehatan dan keselamatan manusia berkenaan dengan cemaran kimia, biologi, dan residu pestisida serta menjadi hak masyarakat untuk mendapatkan pangan yang aman dan layak dikonsumsi.

787,13 Ton Buah Impor Tanpa Jaminan Kesehatan Dimusnahkan Karantina Surabaya