Apresiasi Program Support for Improving Biosecurity System, Sriyanto Lakukan Konsolidasi Bersama FAO
Jakarta – Deputi Bidang Karantina Hewan, Sriyanto mengapresiasi kerjasama Badan Karantina Indonesia (Barantin) dengan Food Agricultural Organization (FAO) yang hingga saat ini telah menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan yang bermanfaat bagi Karantina Hewan dalam memperkuat biosekuriti. Hal tersebut Sriyanto sampaikan saat berkunjung ke kantor perwakilan FAO dalam rangka courtesy call rangkaian kegiatan kerjasama FAO – Barantin, di bawah Technical Cooperation Programme “Support for Improving Biosesurity System” (TCP/INS/3906) pada Senin (25/11).
Sriyanto yang didampingi oleh Wisnu Wasisa selaku National Project Coordinator (NPC) dan Sri Endah selaku Acting NPC TCP/INS/3906, bertemu dengan Rajendra Aryal (representasi FAO) dan Ageng (asistan representasi FAO) untuk mendiskusikan beberapa kegiatan akhir TCP/INS/3906 yang telah dimulai di awal tahun ini.
"Panduan pelaksanaan dekontaminasi yang dikemas dalam bentuk instruksi kerja telah diselesaikan pada Februari tahun ini, untuk dekontaminasi pada perorangan (personel), hewan, alat angkut darat, peralatan kandang hewan dan kandang instalasi karantina hewan (IKH). Panduan ini selanjutnya menjadi rekomendasi untuk diselesaikan sebagai standar pelaksanaan dekontaminasi di Direktorat Standar Karantina Hewan," jelas Sriyanto.
Lebih lanjut Siyanto menambahkan metode pengujian laboratorium untuk Bovine Virus Diarrhea (BVD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah dilakukan harmonisasi di Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BBUSKHIT) pada Juli dan Oktober tahun ini yang dihadiri pakar PMK dari Thailand, juga menjadi rekomendasi untuk diselesaikan sebagai standar pengujian laboratorium BVD dan PMK untuk diterapkan di seluruh Unit Pelaksana Teknis Karantina.
"Policy Brief terhadap urgensi ketertelusuran penjaminan kesehatan hewan dan keamanan produk hewan, hasil dari 2 (dua) kegiatan seri yang telah diselesaikan pada Mei dan Juli tahun ini, telah menjadi titik ungkit untuk karantina garap sistem penerapan ketertelusuran di bawah dirijen Biro Perencanaan dan Kerjasama Barantin, bersama Badan Perencanaan Nasional (Bappenas). Dan terimakasih serta apresiasi kepada FAO yang telah berikan slot tambahan satu kegiatan bertajuk ketertelusuran seri 3 untuk penyusunan road map penerapan ketertelusuran kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, perkuat karantina terhadap kebijakan ketertelusuran," tambahannya.
Ageng selaku Asistan Representasi FAO, di forum tersebut menyetujui beberapa kegiatan pamungkas termasuk, FGD ketertelusuran Seri 3, Seminar Nasional dan Terminal Workshop yang merupakan rangkaian kegiatan penutupan TCP/INS/3906 dapat diselesaikan pada akhir Januari tahun depan untuk mengoptimalkan penyampaian seluruh output kerjasama TCP/INS/3906 kepada seluruh K/L maupun stakeholder yang terlibat. Disepakati juga di akhir tahun ini terhadap penyelesaian FGD perdagangan online serta monitoring evaluasi penerapan pengujian PMK dan penerapan panduan dekontaminasi di UPT karantina yang telah ditunjuk.
Kunjungan diakhiri dengan kesepakatan waktu tentatif pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengujian laboratorium PMK, pelaksanaan dekontaminasi, Forum Group Discussion (FGD) perdagangan online, FGD Traceability Part 3, Seminar Nasional dan Terminal Workshop yang dibahas antar NPC, Acting NPC dan Tim FAO yang lain.