Jakarta - Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan Otoritas Karantina Peru (SENASA) berkomitmen untuk kolaborasi fasilitasi akses pasar komoditas kedua negara.

Barantin segera menyusun protokol impor buah blueberry asal Peru berdasarkan hasil analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) dan verifikasi system approach mitigasi risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di Peru. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, Bambang, saat menerima kunjungan Duta Besar Peru untuk Indonesia, Mr. Luis Tsuboyama, dan Kepala SENASA, Ms. Vilma Gutarra, di Jakarta, Kamis (26/6).

“Kami terbuka dalam memfasilitasi perdagangan buah blueberry Peru, namun kami juga harus menjalankan amanah dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 untuk menjaga negeri dari ancaman OPTK dan juga cemaran pangan. Itu perlu kita taati bersama,” ujar Bambang.

Dalam proses AROPT ini, Barantin menetapkan sejumlah OPTK target yang berpotensi terbawa buah blueberry, termasuk lalat buah, Ceratitis capitata. "Barantin harus memastikan seluruh OPTK target tersebut dapat dimitigasi risikonya sebelum buah blueberry Peru masuk ke Indonesia" tegas Bambang.

Selain itu, Bambang menekankan pentingnya sistem ketertelusuran (traceability) untuk seluruh komoditas yang diimpor ke Indonesia. Barantin membutuhkan data lengkap dari seluruh rantai produksi buah blueberry yang akan diekspor ke Indonesia, termasuk informasi kebun dan rumah kemas di Peru, guna memastikan bahwa produk berasal dari tempat yang telah menerapkan mitigasi risiko OPTK target.

“Ketertelusuran penting bagi Barantin untuk memastikan produk dapat diketahui asalnya, jadi apabila ditemukan ketidaksesuaian dengan persyaratan karantina Indonesia, tindakan perbaikan oleh Peru dapat dilakukan dengan tepat untuk memastikan kembali kesehatan dan keamanan pangan buah blueberry yang akan diekspor ke Indonesia,” tegasnya.

Hubungan dagang antara Indonesia dan Peru telah berjalan cukup baik. Sejumlah komoditas Indonesia seperti minyak kelapa sawit, cengkeh, pakan ternak, dan ikan tuna telah berhasil menembus pasar Peru.

Dalam pertemuan tersebut, pihak SENASA menyatakan persetujuannya terhadap rencana protokol yang diajukan Barantin, serta menyampaikan komitmen untuk memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan Barantin. "SENASA juga akan menerapkan perlakuan dingin (cold treatment) pada buah blueberry guna memastikan lalat buah tidak terbawa masuk ke Indonesia", ujar Ms. Gutarra.

Di akhir pertemuan, Bambang menyampaikan keinginannya mendapatkan akses pasar komoditas rempah Indonesia di Peru dan keinginan tersebut disambut positif oleh Kepala SENASA. "Kami sangat senang menerima komoditas rempah dari Indonesia karena masakan Peru sangat kaya akan rempah" tegas Ms. Gutarra.

Kedua pihak menyatakan komitmennya untuk terus bersinergi dan berkolaborasi agar proses mendapatkan akses pasar komoditas kedua negara berjalan lancar sehingga memberikan keuntungan bagi kedua negara.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Manajemen Risiko Karantina Tumbuhan, Director of Plant Health SENASA, APT Ahli Utama dan Ahli Madya pada Kedeputian Bidang Karantina Tumbuhan.

Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Peru, Barantin dan SENASA Siap Kolaborasi