Gencarkan In Line Inspection, Ekspor Bonsai Asal Semarang meningkat

Foto Berita

#RilisBarantan
Semarang, 1 September 2023
Nomor : 0109/R-Barantan/09.2023



Semarang - Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang mencatat  tren kenaikan ekspor tanaman bonsai asal Semarang yang signifikan setelah gencar menerapkan In Line Inspection.

Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Semarang berhasil memfasilitasi ekspor  tanaman bonsai selama bulan Januari hingga Agustus tahun 2023 sebanyak  6.997 pohon  dengan nilai ekonomis Rp. 3,1 miliar.  Hal ini meningkat dibandingkan  selama  tahun 2022  yang hanya berhasil mencatat sebanyak  4.825 pohon  dengan perolehan nilai ekonomi Rp. 2 miliar.

“Ekspor komoditas tanaman bonsai asal Semarang ini menunjukkan hasil menggembirakan karena makin laris di pasar internasional, disamping  keunikannya juga  persyaratannya sesuai dengan negara tujuan, “ ungkap Kepala Karantina Semarang, Turhadi Noerchman.

Menurut Turhadi pada kesempatan ini juga  Karantina Pertanian Semarang kembali melakukan  fasilitasi sertifikasi Ekspor  terhadap  1.060 tanaman bonsai tujuan negara Belanda (1/9).

Dikatakan Turhadi, negara yang sering dijuluki Kincir Angin ini, mempersyaratkan tanaman bonsai yang diekspor harus bebas dari  serangga Meloidogyne spp., Bemisia argentifolii, Chaetanophothrips orchidii, sehingga dilakukan serangkaian  tindakan karantina sebelum diterbitkan sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate) sebagai jaminan tanaman bonsai sehat masuk ke negara tujuan.

Lebih lanjut Turhadi menjelaskan bahwa Karantina Semarang menerapkan sistem in line inspection  pada tanaman bonsai guna memastikan komoditas ekspor pertanian bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

“Kegiatan in line inspection meliputi pemeriksaan mulai dari pengambilan tanaman bonsai dari sumber petani, penggantian media tanam, perlakuan, penyiraman, perawatan di screen house, pengawasan pengemasan hingga stuffing atau pemuatan ke dalam kontainer siap ekspor ,” tutur Turhadi.

Turhadi mengatakan dalam kegiatan in line inspection, pihaknya rutin memberikan pendampingan mulai proses awal hingga proses akhir pemuatan bibit tanaman bonsai, sebagai upaya mitigasi terbawanya OPTK

“Kegiatan in line inspection digencarkan untuk memecahkan hambatan permasalahan SPS atau Sanitary Phyosanitary sehingga dapat menekan tingkat ketidaksesuaian di negara tujuan atau NNC (notification of non compliance), “ pungkas Turhadi.

Narahubung : Turhadi Noerachman, SP. M.Si – Kepala Karantina Pertanain Semarang, Badan Karantina Pertanian