Jakarta - Untuk mengetahui status dan situasi penyakit hewan di Australia, Deputi Bidang Karantina Hewan, Badan Karantina Indonesia lakukan pertemuan bilateral dengan Chief Veterinary Officer Australia, Dr. Beth Cookson, serta Dean Mireless selaku Minister Counsellor Agriculture Kedutaan Besar Australia beserta timnya di Jakarta, Selasa (14/01).

Deputi Bidang Karantina Hewan, Sriyanto mengatakan bahwa pertemuan ini sangat penting bagi Indonesia untuk mendengarkan informasi dan penjelasan tentang status dan situasi penyakit hewan yang ada di Australia. Australia saat ini adalah mitra bisnis utama Indonesia dalam hal importasi sapi dan kerbau sehingga perlu dijalin hubungan kerjasama yang efektif salah satunya untuk penanganan permasalahan penyakit hewan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia yaitu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), Bovine Viral Diarrhea (BVD), African Swine Fever (ASF) dan penyakit hewan yang sedang terjadi di Australia yaitu kejadian Flu Burung/Avian Influenza (AI).

”Indonesia berharap hanya sapi dan komoditas yang benar-benar terjamin sehat yang dikirim ke Indonesia dan perlunya pengaturan Quarantine Facilities serta pembaharuan Health Requirement dan Protokol Karantina,” jelas Sriyanto.

Beth Cookson selaku Chief Veterinary Officer Australia menyampaikan beberapa sharing pengalamannya dalam mengatasi permasalahan biosecurity dan pengendalian penyakit Avian Influenza yang dalam 1 tahun ini menjadi Outbreak di Australia. Dengan melakukan upaya operasional pengendalian serta pelatihan-pelatihan/bimbingan teknis tentang Biosekuriti dan Surveilans yang telah dilaksanakan, Australia telah berhasil memberantas Flu Burung dan rencananya pada Februari 2025 akan mendeklarasikan bebas AI.

Sriyanto dan Beth Cookson bersepakat untuk bekerjasama dalam penguatan pengujian laboratorium terutama mengenai perbedaan hasil uji LSD yang dalam beberapa waktu terakhir ditemukan positif pada sapi asal Australia sejak pertengahan tahun 2023 s.d akhir tahun 2024. Selain itu, Beth Cookson menyatakan bersedia bekerjasama dan akan menjamin kesehatan sapi yang mereka ekspor sesuai Health Requirements dan Protokol Karantina Hewan. Australia juga bersedia memberikan dukungan permasalahan PMK, LSD dan ASF di Indonesia.

Keduanya juga bersepakat untuk saling bertukar informasi mengenai kejadian dan temuan penyakit hewan serta pengalaman dalam pengendalian penyakit hewan salah satunya dengan menggunakan vaksinasi, desinfeksi dan desinsektisasi serta dapat melakukan penguatan pengujian laboratorium bersama.

Dalam pertemuan DeputI Bidang Karantina Hewan didampingi juga oleh Direktur Tindakan Karantina Hewan, Direktur Standar Karantina Hewan, Plt. Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Ketua Tim Kerja Tindakan Hewan Impor beserta tim dan Ketua Tim Kerja Analis Risiko.

Indonesia Australia Bahas Situasi Penyakit Hewan