Indonesia dan Chili Perkuat Kerja Sama Karantina melalui Penandatanganan Kesepakatan Bersama

Jakarta, 19 Mei 2025 – Badan Karantina Indonesia resmi menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Chili dalam bidang Sanitari dan Fitosanitari serta pertukaran sertifikat elektronik. Kesepakatan ini diresmikan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Menteri Pertanian Republik Chili, Esteban Valenzuela Van Treek, serta jajaran pejabat tinggi dari kedua negara.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabaen, menegaskan pentingnya kerja sama ini untuk memperlancar akses pasar Indonesia dan Chili. “Hubungan bilateral antara Indonesia dan Chili telah berlangsung sekian lama dengan perjalanan sejarah yang sangat baik. Kami berharap kerja sama ini semakin memperkuat hubungan kedua negara dalam aspek perdagangan, khususnya terkait perlindungan kesehatan hewan, ikan, dan tumbuhan,” ujarnya.

Kesepakatan ini mencakup berbagai aspek penting dalam perdagangan internasional, termasuk mekanisme pre-border quarantine yang akan diterapkan oleh Badan Karantina Indonesia. Sahat menjelaskan bahwa mekanisme ini merupakan bagian dari komitmen institusi untuk memberikan kemudahan bagi negara mitra. “Kami ingin memastikan bahwa proses karantina berjalan efisien dan transparan, sehingga hambatan perdagangan dapat diminimalisasi,” katanya.

Selain itu, kerja sama ini juga menitikberatkan pada pertukaran regulasi SPS (Sanitary and Phytosanitary Measures) antar kedua negara. Sahat menggarisbawahi bahwa pertukaran sertifikat elektronik akan mempercepat pengeluaran barang di perbatasan serta meningkatkan efisiensi dalam mitigasi risiko dan perlakuan karantina. “Kami ingin menciptakan sistem yang lebih modern dan cepat dalam mengelola sertifikasi dan pemantauan produk yang masuk dan keluar dari Indonesia maupun Chili,” tambahnya.

Menteri Pertanian Chili, Esteban Valenzuela, menyambut baik inisiatif ini dan mengungkapkan apresiasi terhadap komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama di bidang sanitari dan fitosanitari. “Chili melihat Indonesia sebagai mitra dagang strategis dengan potensi besar di berbagai sektor. Kami sangat mendukung pertukaran sertifikat elektronik dan mekanisme pre-border quarantine yang akan memberikan manfaat signifikan bagi perdagangan antara kedua negara,” ujar Valenzuela.

Selain penguatan mekanisme karantina, kesepakatan ini juga mencakup sistem monitoring dan surveilans penyakit, kesiapsiagaan dini dalam menghadapi wabah, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia dan laboratorium. “Kami percaya bahwa dengan sinergi yang baik, kita bisa menghadapi berbagai tantangan sanitasi dan fitosanitari dengan lebih efektif,” kata Sahat.

Kerja sama ini juga membuka peluang bagi kedua negara untuk meningkatkan akses pasar bagi berbagai komoditas unggulan. Chili telah menjadi mitra potensial bagi ekspor Indonesia, dengan produk seperti nanas irisan, coklat bubuk, kelapa, dan pakan ternak yang telah memasuki pasar Chili. Sebaliknya, Indonesia juga mengimpor berbagai komoditas dari Chili, termasuk kayu, buah anggur, sayuran endive, dan oat.

Sahat menambahkan bahwa dengan adanya kesepakatan ini, ia berharap potensi perdagangan antara Indonesia dan Chili semakin meningkat. “Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini memberikan manfaat nyata bagi kedua negara, membuka lebih banyak peluang perdagangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Acara penandatanganan kesepakatan ini juga menjadi momen penting bagi kedua belah pihak untuk memperkuat hubungan diplomatik melalui dialog bilateral. Valenzuela menegaskan bahwa Chili siap untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan perdagangan internasional. “Kami optimis bahwa hubungan perdagangan antara Chili dan Indonesia akan semakin berkembang dengan adanya kerja sama ini,” ucapnya.

Menutup sambutannya, Sahat menekankan pentingnya kesinambungan dalam kerja sama ini. “Kerja sama ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. Kami berkomitmen untuk terus mendukung fasilitas perdagangan internasional dan memperkuat sistem karantina demi keamanan dan kesehatan bersama,” pungkasnya.

Dengan penandatanganan kesepakatan ini, Indonesia dan Chili resmi memasuki babak baru dalam kerja sama perdagangan yang lebih solid dan inovatif. Kesepakatan ini diharapkan dapat semakin memperlancar akses pasar dan mendukung keberlanjutan perdagangan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Narahubung:

Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers

Badan Karantina Indonesia

Nomor: 3005/R-Barantin/05.2025

Jakarta, 19 Mei 2025