Jakarta (19/12) – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Kalimantan Barat menggagalkan upaya pengiriman ilegal 705 ekor burung tanpa dokumen karantina di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (18/12) dini hari sekitar pukul 01.10 WIB.

Ratusan burung tersebut ditemukan di dalam palka kapal KM Dharma Kartika yang akan berlayar menuju Semarang, dan langsung diamankan oleh petugas karantina untuk mencegah risiko penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).

Kepala Karantina Kalimantan Barat, Amdali Adhitama, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan toleransi bagi segala bentuk upaya penyelundupan komoditas hewan.

"Membawa hewan tanpa dokumen tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berisiko tinggi menyebarkan penyakit yang dapat merusak ekosistem kita di daerah tujuan, hal-hal semacam ini tidak akan kami toleransi," tegas Amdali.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, media pembawa yang diamankan terdiri atas 700 ekor burung kacer dan 5 ekor burung betet. Seluruh burung tersebut tidak dilengkapi sertifikat kesehatan sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Karantina Hewan Karantina Kalimantan Barat, Muamar Darda, menyampaikan bahwa pelanggaran prosedur karantina berpotensi menimbulkan dampak serius.

“Hewan yang dilalulintaskan tanpa pemeriksaan karantina berisiko membawa penyakit. Saat ini kami lakukan penahanan untuk memastikan media pembawa memenuhi standar kesehatan sesuai ketentuan,” kata Muamar.

Sedangkan, Ketua Tim Kerja Penegakan Hukum, Edi Susanto, menyatakan bahwa modus penyelundupan yang dilakukan merupakan pelanggaran hukum.

“Penyembunyian media pembawa di palka kapal yang terkunci merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 dan akan diproses sesuai peraturan perundang-undangan,” ujar Edi.

Sebagai tindak lanjut, seluruh burung yang diamankan berada dalam pengawasan karantina dan dikoordinasikan dengan instansi terkait, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kepolisian, dan TNI Angkatan Laut.

Amdali menyampaikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk memperkuat pengawasan di seluruh pintu pemasukan dan pengeluaran serta mengimbau masyarakat dan pelaku usaha agar mematuhi ketentuan karantina dalam setiap perlintasan hewan.

“Setiap pengiriman hewan wajib melalui prosedur karantina. Penindakan ini dilakukan untuk melindungi sumber daya hayati serta mencegah masuk dan tersebarnya penyakit hewan ke wilayah lain di Indonesia,” Pungkas Amdali (fan).

Narahubung :
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Utama, Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers
Badan Karantina Indonesia
Nomor : 1912/R-Barantin/12.2025
Pontianak, 19 Desember 2025

Karantina Kalimantan Barat Gagalkan Penyelundupan 705 Ekor Burung Ilegal