Lampung – Upaya penyelundupan satwa dilindungi Indonesia masih marak terjadi, meskipun pengawasan dan penegakan hukum semakin diperketat. Baru-baru ini, petugas gabungan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Lampung bersama Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni menggagalkan penyelundupan 982 ekor burung liar, termasuk di antaranya merupakan 250 ekor satwa dilindungi.

Kepala Karantina Lampung Donni Muksydayan mengungkapkan bahwa upaya penyelundupan ini menunjukkan betapa besarnya tantangan yang dihadapi dalam memberantas perdagangan satwa liar ilegal. Bahkan di antaranya merupakan jenis satwa dilindungi.

"Penyelundupan satwa liar dan dilindungi ini adalah masalah yang terus berlanjut dan memerlukan sinergisitas dari semua pihak untuk memeranginya. Penyelundupan ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam ekosistem dan keberlanjutan spesies yang sudah langka," ujar Donni dalam siaran pers di Lampung, Selasa (18/2).

Kasus ini, Donni menambahkan, menjadi peringatan penting bagi upaya pelestarian satwa liar di Indonesia. Peristiwa ini harapannya dapat meningkatkan kesadaran bagi seluruh masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati tanah air.

"Sejalan dengan arahan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean untuk mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, salah satunya yaitu untuk memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis," ucapnya.

Secara terpisah, Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Pelabuhan Bakauheni Akhir Santoso mengatakan petugas mencurigai truk boks yang memasuki kawasan pelabuhan. Modusnya burung yang disimpan dalam keranjang disembunyikan di sasis.

“Petugas yang berpatroli sudah mencurigai truk boks tersebut dan saat diperiksa menemukan keranjang putih di bagian sasisnya. Modus seperti ini sudah pernah kami temui. Sopir beserta kendaraan yang kami kawal ke Kantor Karantina (Satpel Pelabuhan Bakauheni),” jelas Akhir.

Di sasis truk, Akhir menambahkan, petugas menemukan sebanyak 65 boks yang berisi 982 ekor burung dengan kondisi yang sangat tidak layak. "Dari 982 ekor, sekitar 250 ekor burung di antaranya termasuk dalam kategori satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Oleh karena itu, penyelundupan ini merupakan pelanggaran berat," tuturnya.

Akhir merinci jenis burung yang masuk kategori dilindungi, yakni cica daun sumatera (kinoy) sebanyak 125 ekor, cica daun sayap biru (cucak ranting) sebanyak 60 ekor, cica daun kecil (cucak ijo mini) sebanyak 36 ekor, cica daun besar (cucak ijo) sebanyak 11 ekor, serindit melayu (serindit) sebanyak 18 ekor. Jenis lainnya yang tidak termasuk dilindungi, yakni pleci sebanyak 600 ekor, sikatan sebanyak 43 ekor, air mancur sebanyak 11 ekor, kepodang sebanyak 4 ekor, dan kutilang emas 12 ekor,

Dua orang termasuk sopirnya telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara burung-burung yang selamat telah diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah III untuk dilepasliarkan. Pelepasliaran telah berlangsung pada Selasa (18/2) tadi.

Narahubung:

Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

Siaran Pers Badan Karantina Indonesia

Nomor: 2102/R-Barantin/02.2025

Lampung, 18 Februari 2025

Petugas Gabungan Gagalkan Penyelundupan Burung