Serpih Porang Jateng Tembus Pasar China

Foto Berita

#RilisBarantan
Semarang, 10 Agustus 2023
No: 0408/ R-Barantan/08.2023



Semarang - Ekspor serpih porang asal Jawa Tengah (Jateng) akhirnya mampu menembus pasar China sejak Tiongkok membuka kembali kran impor porang.

Pemerintah Indonesia (Karantina Pertanian) dan Tiongkok (the General Administration of Customs of the People's Republic of China, GACC) menyepakati protokol tentang persyaratan inspeksi dan karantina untuk ekspor serpih porang kering akhir tahun 2022 lalu.

Di sela-sela kegiatan supervisi, Kepala Karantina Semarang, Turhadi mengungkapkan bahwa Karantina Pertanian Semarang terus mendukung akselerasi ekspor dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate sebagai jaminan kesehatan atas proses tindakan karantina. Dan terus berupaya melakukan pendampingan mulai dari hulu sampai hilir hingga komoditas tersebut siap ekspor ke negara tujuan.

"Jateng menjadi salah satu sentra produksi porang. CV TMA merupakan salah satu eksportir serpih porang kering di Kota Semarang yang telah mendapat registrasi dari Tiongkok karena memenuhi pesyaratan administrasi dan teknis yang dipersyaratkan," jelas Turhadi.

Menurutnya, Serpih porang Jateng menjadi incaran pasar luar negeri dan diminati pasar Tiongkok sehingga meningkatkan harga jual porang. Hal ini memberikan nilai tambah bagi petani, dengan adanya kenaikan harga jual umbi porang kurang lebih 40 %.

Turhadi membuka data sistem otomasi perkarantinaan atau biasa disebut IQFAST tahun 2023, menunjukkan ekspor serpih porang kering Jateng mencapai 2.000 ton dengan nilai RP. 65 miliar. Dan dalam kurun waktu Mei sampai dengan Agustus 2023 diketahui frekuensi kegiatan ekspor sebanyak 24 kali.


"Hal ini menjadi kesempatan istimewa dan kepercayaan yang diberikan GACC Tiongkok sehingga serpih porang kering kembali diekspor. Perlu dijaga dan ditingkatkan kualitas porang yang diekspor dan tetap menerapkan prosedur yang dipersyaratkan," tutur Turhadi.

Wirawan selaku pemilik CV TMA menjelaskan bahwa kapasitas produksi serpih porang mencapai 60 ton per hari. 

"Saat ini kami sudah berinvestasi untuk hilirisasi serpih porang menjadi tepung glukomanan dan beras porang. Adapun proses hilirisasi ini akan dilaksanakan setelah protokol ekspor tepung disetujui dan ditandatangani Pemerintah Indonesia - Tiongkok," jelasnya.

Menurut Wirawan kebutuhan porang kini telah mendunia, bukan hanya untuk kebutuhan pangan tetapi sudah berkembang untuk bahan baku industri farmasi, kosmetik dan lainnya. 

Narahubung : Ir. Turhadi Noerachman, Kepala Karantina Pertanian Semarang, Badan Karantina Pertanian.