Begini Fasilitasi Kementan untuk Produk Ekspor Purworejo

Foto Berita

Purworejo -- Kementan melalui Karantina Pertanian Cilacap mengapresiasi kinerja eksportasi olahan asal Kabupaten Purworejo, khususnya asal kayu.

"Produk asal kehutanan yang dipersyaratkan oleh negara tujuan dijamin kesehatan dan keamanannya. Dan kami dipastikan dengan terbitnya PC maka produk siap masuki pasar global," kata Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan, Sujarwanto saat meninjau rumah industri olahan kayu PT Indotama Omicron Kahar,  di Purworejo, Kamis (29/8).

Dengan potensi besar produksi kayu yang dimiliki Purworejo, diperlukan percepatan layanan proses bisnis ekspornya.

Purworejo miliki jenis kayu antara lain albasia atau sengon, sonokeling, mahoni, jati dan pinus. Menurut data yang dilansir pemkab saat ini jumlah total produksi sebanyak 127,4 ribu meter kubik per tahun. Dengan jumlah ini selain untuk penuhi kebutuhan domestik, juga mampu penuhi pasar ekspor.

 

Penjaminan Kesehatan dan Keamanan Produk Ekspor

Sujarwanto menyampaikan bahwa guna memastikan produk ekspor memiliki daya saing yang tinggi di pasar ekspor, selaku otoritas karantina pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan.  Produk ekspor kehutanan ini oleh negara mitra dagang mempersyaratkan Phytosanitary Certificate, atau PC.

Sesuai dengan aturan perdagangan antar negara tentang ekspor komoditas yang menggunakan kemasan kayu seperti palet kayu, peti dan kotak harus dipastikan  bebas serangga, tidak rusak dan  bebas jamur.  Aturan yang termaktub dalam aturan International Standards for Phyosanitary Measures, atau ISPM #15. "Kami lakukan pengawasan perlakuan terhadap pemenuhan persyaratan ini baik dengan perlakukan pemanasan atau fumigasi, " jelasnya.

Menumbuhkan Eksportir Baru

Asisten Dua Kabupaten Purworejo Boedi Harjono, yang hadir dan turut melepas ekspor menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi fasilitasi Karantina Pertanian untuk produk pertanian ekspor asal wilayahnya.

Ia berharap, Kementan juga dapat memfasilitasi pendampingan pemenuhan persyaratan teknis ekspor pertanian bagi pelaku pemula.

Sehingga makin banyak lagi potensi ekspor baru, emerging product seperti daun ketapang. Komoditas yang terakhir ini merupakan temuan ekspotir muda, Reza asal Cilacap yang kini sudah mampu tembus pasar dunia di awal tahun 2019.

Kepala Karantina Pertanian Cilacap, Puji Harto menyampaikan selain meninjau rumah industri kayu, Kepala Pusat KKIP dan Asda juga melepas ekspor pertanian asal Jawa Tengah.  Masing-masing Kayu Albasia : 357 ribu metrik ton ke Jepang dan Cina, 25 ton gula semut ke Srilangka dan 7 kg Daun Ketapang ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Puji juga menyampaikan kinerja ekspor pertanian meningkat signifikan diwilayah kerjanya.  Tercatat selama tahun 2018 jumlah sertifikasi ekspor sebanyak 679 kali. Sementara data Januari hingga Agustus 2019, tercatat sebanyak 544 kali baik produk segar jamu-jamuan, olahan kayu, gula semut, sarang burung walet dan lainnya.

“Dengan memacu ekspor pertanian, kita bersama berharap dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Purworejo dan sekaligus meningkatakan kesejahteraan petani,” pungkas Sujarwanto.

 

Narasumber :

  1. Asisten Dua Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
  2. drh. Sujarwanto, MM - Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan, Badan Karantina Pertanian
  3. drh Puji Harto, MP - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Cilacap.