Capai 2,7 M, Tren Pengiriman Porang dari Flores Meningkat

Foto Berita
 
Ende,10 Agustus 2020
No : 807/R-Barantan/08.2020
 
 
 
Ende – Pengiriman komoditas porang melalui Karantina Pertanian Ende terus meningkat. Hingga bulan Juli pengiriman porang dari Flores mencapai Rp 2,7 M. Bedasarkan data otomasi IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Barantan), pada kuartal satu volume porang yang dilalulintaskan dari Flores sebanyak 2,08 ton dengan frekuensi dua kali (Rp 18 juta). Sedangkan pada kuartal dua meningkat sebanyak 8,5 ton dengan frekuensi 19 kali pengiriman (Rp 537 juta). Sedangkan pada kuartal tiga hingga bulan berjalan mencapai 59,63 ton yaitu dengan pengiriman sebanyak 13 kali (Rp 2,2 miliar).
 
Ali Jamil, Kepala Barantan dalam keterangan terpisah mengapresiasi dan mendorong pertumbuhan positif tersebut. “Meski saat ini, belum dapat dikirim atau diekspor langsung dari Flores, namun potensi ini harus kita dukung agar bisa memberikan nilai lebih bagi petani dan pelaku agribisnis di Flores,” ungkapnya. Menurutnya Barantan sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo akan terus mendorong peningkatan ekspor pertanian agar dapat memberikan nilai lebih bagi petani.
 
Porang dari Flores dikirim ke beberapa daerah seperti Makassar dan Surabaya untuk diekspor dalam bentuk irisan maupun tepung. Secara nasional ekspor komoditas porang juga meningkat hingga 160%. Berdasarkan data IQFAST Barantan pada tahun 2019 periode Januari hingga Juli ekspor porang mencapai 5,7 ribu ton sedangkan pada periode yang sama tahun ini sebanyak 14,8 ribu ton atau meningkat sebesar 9 ribu ton. Tujuan ekspor porang diantaranya ke China, Vietnam dan Thailand.
 
Peningkatan ekspor ini juga salah satu yang menyumbang kenaikan ekspor pertanian nasional, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu sebanyak 9,6% pada periode Januari hingga Juni 2020 dibanding periode yang sama pada tahun 2019.
 
Sedangkan Yulius Umbu, Kepala Karantina Pertanian Ende dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bahwa pihaknya mendorong budidaya dan ekspor komoditas porang melalui kerjasama, pendampingan dan pemenuhan persyaratan kesehatan (phytosanitary), juga percepatan pelayanan tindakan karantina. Selain itu juga dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) di Kabupaten Sikka dan Ende.
 
Jamil, juga mengajak agar pelaku agribisnis dan ivestor dapat bersama-sama menggerakkan sektor ekspor pertanian, seperti dengan mendirikan unit proses pengolahan, sehingga ekspor komoditas pertanian tidak lagi dalam bentuk mentah namun sudah dalam bentuk setengah jadi bahkan produk siap konsumsi. “Bagi masyarakat yang tertarik dengan usaha ataupun ekspor pertanian, bisa bertanya langsung pada kami, komoditas yang potensial di suatu daerah dan tujuan negara ekspornya. Melalui IMACE nanti petugas karantina pertanian di unit pelaksana teknis akan memberikan informasi tersebut,” pungkasnya.
 
Narahubung :
 
drh. Yulius Umbu Hunggar Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian