Di Selat Malaka, TNI AL Tangkap 2 Penyelundup Ayam dari Thailand

Foto Berita

Belawan - Kementerian Pertanian lewat Balai Besar Karantina Perganian Belawan kembali mendapatkan serah terima kasus penyelundupan hewan dari Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan (Lantamal I Belawan). Saat lakukan patroli di perairan Selat Malaka, petugas temukan adanya kapal dari Thailand yang membawa 88 ekor ayam aduan dalam 76 boks kayu. "Alhamdulillah, trimakasih TNI AL. Kerjasama ini akan terus dijaga untuk menjaga ancaman masuknya hama dan oenyakit baik hewan maupun tumbuhan dari luar negeri lewat jalur laut," terang Hasrul, Kepala Balai Besar Karantina Belawan dihubungi terpisah (7/8).

Gambar : Anggota TNI Al dari Lantamal I Belawan sedang menurunkan 76 box ayam aduan dari truk, hasil tangkapan patroli di perairan selat Malaka (7/8)

88 Ayam jago asal Thailan itu sejatinya akan dikirim ke wilayah Aceh Tamiang. Modus yang digunakan pelaku adalah dengan melakukan overshiping dari kapal besar ke kapal kecil di tengah laut.

Lebih detil Dinas Hukum Lantamal I, Letkol Sony, SH menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan barang bukti berupa perahu, 2 orang ABK yang masih dibawah umur dan ayam beserta boks nya. Pihaknya mendukung karantina pertanian dalam upaya menjada sumberdaya pertanian dari ancaman masuknya hama dan penyakit terutama lewat jalur laut.

Menurut Hasrul, sambil menunggu hasil putusan hakim. Ayam-ayam yang berharga sekitar 5 hingga 50 juta rupiah tersebut akan dipelihara di instalasi karantina hewan milik Karantina Pertanian Belawan. Pihaknya akan melakukan pengecekan kesehatan, pengujian laboratorium hingga putusan hakim ditetapkan. Sementara dua ABK yang ditangkao akan diproses hukum dan akan didalami guna pengembangan.

Hasrul menekankan bahwa dalam upaya pengawasan laluintas komoditas pertanian guna mencegah ancaman masuknya hama dan penyakit di wilayahnya, Badan Karantina Pertanian gelah belerjasama dengan POLRI, TNI AL DAN TNI AD. Ia berharap, masyatakat juga dapat turut serta mengawasi. "Ini bukan lagi masalah nilai barang, yang kita awasi adalah hama penyakit. Kalau sampai jebol, sudah susah lagi untuk membebaskan, belum lagi kerugian ekonominya, kita yang rugi," pungkasnya.