Dimasa Pandemi, Kinerja Ekspor Olahan Kelapa Asal Gorontalo Melejit

Foto Berita

#RilisBarantan
Gorontalo, 27 Januari 2021
Nomor : 1101/R-Barantan/01.2021

 

Gorontalo – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Gorontalo mencatat peningkatan kinerja ekspor komoditas olahan kelapa asal Provinsi Gorontalo yang cukup signifikan.

Sebanyak 229 kali ekspor dengan total volume sebesar 5.852 ton olahan kelapa dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 130 triliun. Sementara komoditas yang sama di tahun 2019 hanya 16 kali ekspor dengan total 439 ton atau senilai Rp. 11,9 miliar saja.

"Peningkatan fasilitasi layanan karantlna untuk produk olahan kelapa yang sangat menggembirakan, apalagi dimasa pandemi namun tidak bersoal," kata Muhammad Shahrir, Kepala Karantina Pertanian Gorontalo melalui keterangan persnya (29/1).

Shahrir menerangkan bahwa peningkatan kinerja ekspor diwilayahnya disebabkan sinergisitas antar entitas, baik instansi pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha dan juga petani. Dengan semangat yang sama dan fokus tiga kali lipat, tuturnya.

Masih menurut Kepala Karantina Pertanian Gorontalo, selaku koordinator upaya peningkatan ekspor diwilayah kerjanya beberapa langkah operasional telah dilaksanakan sepanjang tahun 2020. Antara lain percepatan layanan, sosialisasi dan membuka akses informasi terkait potensi dan proses bisnis ekspor produk pertanian melalui klinik agro ekspor di kantor layananan karantina.

“Sebelumnya, pelaku usaha asal Gorontalo melaporkan komoditasnya sebagai komoditas antar area dikarenakan komoditas akan diekspor melalui Surabaya atau restuffing. Kini dapat dilakukan melalui kantor layanan kami, lebih cepat dan mudah," jelas Shahrir.

Olahan Kelapa, Berisiko Rendah

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil telah mengapresiasi terobosan layanan yang diberikan sehingga dapat mempermudah para pelaku usaha agribisnis di Provinsi Gorontalo.

Selanjutnya, Jamil berharap kerjasama yang baik ini dapat terus ditingkatkan agar program strategis Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks yang digagas Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) dapat tercapai.

"Komoditas olahan kelapa yang diekspor sudah sesuai dengan harapan kita, jangan kelapa bulat yang kita kirim karena selain harga lebih rendah juga tidak memberikan nilai tambah," jelas Jamil.

Produk olahan merupakan komoditas dengan resiko rendah atau low risk, namun tetap melalui serangkaian pemeriksaan dan tindakan karantina guna memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.

"Setelah kami pastikan sehat dan aman, sertifikat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate kami terbitkan," tutup Sharir.

Narahubung :
Kepala Balai Karantina Pertanian Gorontalo -- Ir. Muhammad Shahrir, MM