Kendari – Sulawesi Tenggara memiliki banyak komoditas pertanian unggulan yang dapat diekspor, ada beberapa komoditasnya telah dilakukan ekspor diantara serabut kelapa, pala, jambu mede, kupu-kupu. Namun, ada beberapa komoditas pertanian lainnya dapat diekspor namun dijual secara domestik, seperti komoditas super prioritas kementerian pertanian Sarang Burung Walet yang setiap bulannya pengiriman domestiknya mencapai 1 miliar.

Dalam upaya meningkatkan ekspor komoditas pertanian yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) dan mendukung program Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS). Prayatno Ginting selaku Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari menugaskan beberapa pejabat karantina diwilayah kerjanya untuk melakukan kunjung ke beberapa wilayah guna berkoordinasi antar pemerintah daerah mengenai potensi komoditas unggulan yang siap ekspor, selain itu juga mensosialisasikan aplikasi Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports i-MACE dan menetapkan salah satu admin i-MACE setiap daerah.

Prayatno Ginting menyampaikan Aplikasi i-MACE merupakan aplikasi inovasi Badan Karantina Pertanian, bertujuan untuk memetakan komoditas unggul disetiap wilayah yang memiliki potensi ekspor dengan menyajikan data sebenarnya terkait komoditas pertanian ekspor, daerah sentranya, negara tujuan ekspor serta persyaratan karantinanya (sanitary and phytosanitary).

“Koordinasi dengan pemerintah daerah dilakukan agar informasi peta komoditas pertanian disetiap wilayah sultra dapat diakses langsung oleh publik melalui i-MACE, yang dapat mendatangkan pasar dari negara luar, nantinya diharapkan dapat bersama-sama mendorong mengembangkan komoditas pertanian unggulan setiap daerah yang ada di Sultra untuk peningkatan ekspor pertanian Sultra,” tambahnya

Kunjungan ke daerah yang telah dilakukan oleh pejabat karantina untuk saat ini yaitu daerah Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dan Konawe Kepulauan.

Dukung Gratieks, Karantina Pertanian Kendari Sosialisasi Aplikasi i-MACE ke Pemerintah Daerah