Karantina Pertanian Surabaya Fasilitasi Ekspor Perdana Beras Konjac ke Korea Selatan

Foto Berita

Surabaya, 20 Juni 2020No. 618/R-Barantan/2020



Surabaya -- Untuk pertama kalinya, beras konjac atau biasa dikenal dengan beras rendah kalori asal umbi porang diterbangkan ke Korea Selatan guna mengikuti pameran KIWIE (Korea International Women's Invention Exposition).


"Kami mengapreasi hasil inovasi dari civitas akademika di Universitas Brawijaya ini, semoga promosi berhasil dan berlanjutan ekspornya," kata Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (20/6).


Menurut Musyaffak, pihaknya memfasilitasi ekspor asal sub sektor tanaman pangan yang diketahui mengandung lemak lebih rendah dari beras biasa sehingga cocok bagi konsumen yang membatasi konsumsi lemak/untuk berdiet. 


Tindakan pemeriksaan karantina terhadap  200 gram beras konjac ini meliputi pemeriksaan fisik dan memastikan komoditas ini telah bebas dari hama gudang Oryzaephilus sp. Dan setelah dipastikan sehat dan aman kami terbitkan Phytosanitary Certificate (PC), jelasnya.
Lebih lanjut, Musyaffak menuturkan porang merupakan tumbuhan liar yang lazim ditemukan di sela-sela pepohonan hutan dan pekarangan rumah. Tanaman porang saat ini mulai dilirik untuk dikembangkan secara luas karena memiliki nilai ekonomis tinggi. 


"Umbi porang biasa digunakan sebagai bahan baku tepung, kosmetik, obat, penjernih air, bahan ramen (mie), termasuk dibuat beras konjac ini," ujar Musyaffak. 


Gratieks, Dorong Penambahan Ragam Komoditas Ekspor


Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan negara tujuan ekspor untuk porang secara nasional adalah Jepang, Thailand, Tiongkok, Taiwan, Korea, Vietnam dan Australia. 


Sejalan dengan gagasan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor (Gratieks) dari Menteri Pertanian, maka tumbuhnya ragam komoditas ekspor baru didorong. 


"Selain ragam komoditas ekspor baru yang tumbuh, kedepan dengan hilirasi ekspor tidak lagi produk mentah, harus produk jadi atau minimal setengah jadi," tutupnya.


Narasumber :

1. Ali Jamil, P.hD - Kepala Badan Karantina Pertanian

2. Dr. Ir. M. Musyafak Fauzi, SH.M.Si - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya