Entikong (20/10), Tak bisa dipungkiri warga perbatasan Entikong, Kalimantan Barat masih menggantungkan pemenuhan hidup sehari-hari dari Malaysia. Harga yang lebih murah dengan waktu tempuh yang relatif singkat menjadi daya tarik tersendiri bila warga harus mencukupi kebutuhan dari Pontianak.

Meski kondisi seperti itu, warga wajib mematuhi peraturan dalam memasukkan barang-barang dari Malaysia. Tidak seperti perbuatan seorang warga salah satu di perbatasan ini, memasukkan barang yang masuk kategori MP HPHK (Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina) tanpa mengindahkan aturan UU. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Dalam hal ini tidak disertai Sertifikat Sanitasi dari Malaysia, tidak melalui PLBN Entikong dan tidak dilaporkan Petugas Karantina Entikong.

Alhasil MP HPHK yang dibawa berupa bahan asal hewan sekitar 510 kg dengan nilai total sekitar 10.000 RM atau setara dengan 30 juta rupiah berhasil diselamatkan petugas. Petugas Karantina Entikong melakukan tindakan karantina pemusnahan dengan cara dibakar menggunakan incenerator.

Hadir dalam acara tersebut Tenaga Ahli Menteri Pertanian RI Bidang Tata Hubungan Kerja Lingkup Kementerian Pertanian Ir. Baran Wirawan, M.Sc, Sekretaris Badan Karantina Pertanian drh. Sujarwanto, MM, serta tamu undangan. "Daging kerbau Alana sebenarnya sudah resmi masuk dan beredar di Indonesia, akan tetapi hanya yang berasal dari tempat produksi di India yang telah mendapat persetujuan pemerintah Indonesia dan pemasukan salah satunya melalui pelabuhan yang telah ditetapkan, seperti Pelabuhan Tanjung Priok", terang Sujarwanto dalam liputannya bersama TV Tani.

Sementara ditempat yang sama Baran Wirawan menjelaskan "Peran Karantina Entikong di Perbatasan sangat vital terlebih dalam pengawasan keluar masuknya barang, terutama yang berpotensi menularkan bibit penyakit dari luar negeri, seperti dalam acara ini merupakan prestasi Petugas Karantina Entikong dalam perlindungan keanekaragaman hayati dengan melakukan pemusnahan terhadap bahan asal hewan illegal". Baran juga menyarankan agar fasilitas Karantina Entikong seperti incenerator bisa ditingkatkan dengan kapasitas yang lebih besar agar dalam melakukan tindakan pemusnahan lebih optimal.

(sumber: Karantina Entikong)

Lagi, Penyelundupan Lewat Perbatasan Entikong Berhasil Digagalkan