Makin Menggiurkan, 12 Negara Jadi Pelanggan Cabai Jamu Lampung

Foto Berita

Rilis Kementan, 9 Juni 2020

No. 658/R-KEMENTAN/06/20



Bandar Lampung - Peluang Ekspor tanaman obat aromatik dan rempah-rempah asli Indonesia bersama dengan tiga komoditas pertanian lainnya masing-masing kopi, tembakau dan sayur mayur serta buah-buahan memang memiliki potensi ekspor yang menjanjikan.
Salah satunya cabai jamu (Long pepper) asal provinsi Lampung yang telah memasuki pasar global beberapa tahun lalu dan terus menunjukkan tren peningkatan kinerja ekspornya.


Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Lampung  mencatat fasilitasi ekspor untuk komoditas asal sub sektor hortikultura ini  sejak bulan Januari hingga minggu pertama Juni 2020 tercatat 249 ton, sementara diperiode yang sama ditahun 2019 hanya sebanyak 48,9 ton, lebih dari lima kali lipat peningkatannya.


"Selain produksi dan kualitas yang baik, cabai jamu asal Lampung ini juga telah dapat memenuhi persyaratan teknis negara tujuan ekspor, jadi makin laris," kata Muhammad Jumadh, Kepala Karantina Pertanian Lampung saat melalukan monitoring tindakan karantina terhadap 14 ton cabai jamu senilai Rp. 945 juta dengan tujuan Uni Emirat Arab.


Menurut Jumadh, ini menjadi angin segar bagi pelaku agribisnis di wilayah kerjanya. Setidaknya saat ini ada 12 negara yang menjadi pelanggan rempah asal Lampung ini. Yakni Uni Emirat Arab, India, China, Nepal, Pakistan, Banglades, Jepang, Jerman, Malaysia, Vietnam, Inggris dan Turki.


"Selain bimbingan teknis bagi pelaku usaha, kami juga menyiapkan layanan in-line inspection. Selain untuk menjamin ketelurusan, juga untuk percepatan waktu layanan di pelabuhan," tambah Jumadh.


Giatkan Gratieks


Secara terpisah, Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyampaikan bahwa pihaknya terus menggiatkan  Gerakan Tiga Kalilipat Ekspor (Gratieks) melalui unit kerjanya ditanah air.


Berbagai kegiatan untuk mendongkrak gagasan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) berupa sinergisitas pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah, integrasi aturan perkarantinaan dengan negara tujuan, percepatan layanan hingga kampanye publik untuk lakukan terobosan ekspor terus digaungkan. 


"Dengan dibukanya pembatasan secara bertahap atau "new normal" ini kita harapkan Gratieks semakin giat sehingga target peningkatan dapat tercapai," tutur Jamil.

Narasumber :
1. Ali Jamil,P.h.D - Kepala Badan Karantina Pertanian
2. Muh.Jumadh - Kepala Karantina Pertanian Lampung