Jakarta – Tim Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian bersama dengan Australian Department of Agriculture, Water, and Environment (DAWE) melakukan audit terhadap pelaksana fumigasi metil bromide (MB). Pelaksana tersebut sebelumnya sudah teregistrasi di Indonesia dan Australia (AFASID).

Australian Fumigation Accreditation Scheme - Joint System Review (AFAS-JSR) adalah kegiatan setiap tahun di Indonesia yang telah dimulai sejak terbentuknya Program AFAS di Indonesia pada tahun 2004. AFAS-JSR merupakan implementasi dari Arrangement between the Agricultural Quarantine Agency of Indonesia and the Australian Quarantine and Inspection Services on Activities under the Australian Fumigation Accreditation Scheme (AFAS) for Indonesia yang telah ditandatangani tahun 2002.

“Pelaksanaan audit ini bertujuan untuk menilai konsistensi penerapan dan pengelolaan program AFAS di Indonesia oleh Barantan. Serta menilai konsistensi penerapan standar AFAS dalam pelaksanaan fumigasi oleh provider AFASID yang menjadi auditee (fumigator-red) AFAS-JSR tahun 2021,” kata Kepala Pusat KT dan KHN A.M. Adnan seusai mengikuti pertemuan melalui daring di Ruang Rapat Lantai 5 Gedung E Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (3/6).

Adnan menjelaskan bahwa kerja sama bilateral yang sudah berjalan hamper dua dekade ini bertujuan untuk menjamin keberlanjutan akses pasar produk pertanian Indonesia ke Australia. Hal ini untuk pemenuhan persyaratan karantina dari Australia, khususnya persyaratan perlakuan fumigasi dengan metil bromide.

Di tengah pandemik Covid-19 ini, pelaksanaan audit dilaksanakan secara daring. Kegiatan berlangsung sejak Rabu (2/6) hingga Kamis (10/6).

Adapun tim auditor terdiri dari perwakilan DAWE Australia yaitu Robert Douros dan Ray Bartlett, auditor MB Barantan, tim penilai Sistem Audit dan Penilaian (SAP) Barantan, dan sejumlah unit pelaksana teknis (UPT) Karantina Pertanian.

Menjamin Akses Pasar Produk Pertanian Ekspor ke Australia, AFAS JSR Digelar