Gorontalo (4/3) – Pandemi Covid-19 memberikan dampak hampir di setiap lini ekonomi, salah satunya penurunan harga komoditas di tingkat dunia.

Hal ini juga berdampak pada komoditas pertanian asal Gorontalo. Namun dengan sinergi antara Karantina dan stakeholder, perlahan komoditas pertanian untuk pasar ekspor mulai bertumbuh. Sebagai langkahnya, pada awal tahun ini sebanyak 6.200 MT bungkil kelapa milik PT. MNS disertifikasi ke India dengan tujuan Pelabuhan Toticorin yang akan diberangkatkan melalui Dermaga PT. MNS Maleo, Paguat menggunakan alat angkut MV. Lucky Grace.

Sebelum diberangkatkan, komoditas tersebut dilakukan tindakan perlakuan fumigasi selama dua hari berturut-turut. Hal ini dilakukan untuk menjamin komoditas tersebut bebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPTK) tidak terbawa serta memenuhi kualitas standar yang dipersyaratkan negara tujuan.

Pemeriksa Karantina Tumbuhan, Prayudi Pombo selaku pengawas fumigasi ekspor bungkil kelapa ini menyampaikan selaku otoritas karantina pihaknya melakukan pengawasan terhadap penggunaan senyawa kimia fosfin untuk dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.

Sub Koordinator Karantina Tumbuhan, Abdul Salam mengatakan pengawasan fumigasi sangatlah penting dalam memberikan jaminan mutu komoditas ekspor. "Selain pengawasan alat angkut, pengawasan fumigasi ini juga tak kalah penting, mengapa? Karena mutu dan kualitas komoditas yang layak dan memenuhi persyaratanlah yang dapat disertifikasi," kata Salam.

Lebih lanjut, Salam mengapresiasi pihak perusahaan yang selalu melaporkan kesiapannya guna fumigasi, agar kedepan ekspor bungkil kelapa di Gorontalo dapat terus berkelanjutan dan berkesinambungan. (KP Gorontalo/ humaspkd)

Pastikan Potensi Komoditas Ekspor Miliki Jaminan Mutu, Karantina Ambil Langkah Ini