Sape - Karantina Pertanian Sumbawa melalui Wilayah Kerja Pelabuhan Ferry Sape, tetap semangat melakukan pengawasan rutin lalu lintas komoditas pertanian terhadap ratusan ekor hewan ternak. Pengawasan terhadap pengeluaran ternak kerbau potong sebanyak 30 ekor dan kuda 111 ekor asal Sape yang akan dilalulintaskan ke Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Hari yang sama, juga melakukan pengawasan terhadap 50 ekor babi potong yang akan dilalulintaskan ke Sumba Barat Daya melalui KLM. Jabar Rahman. “Pengawasan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pelanggaran karantina, serta memastikan hewan tersebut sehat sebelum dilalulintaskan. Saat pengawasan dilakukan, tentunya tetap memerhatikan protokol kesehatan,” ujar Hariyono selaku Penanggung Jawab Wilker Sape, Sabtu (17/7).
Pengiriman ternak sapi dan kuda, Hariyono menjelaskan, dilakukan pemeriksaan kesehatan, dokumen dan hasil pengujian laboratorium negatif atau bebas dari penyakit Antrax, Trypanosoma dan Brucellosis. Pengujian dengan metode RBT (Rose Bengal Test) dan uji Ulas Sederhana. Di mana ketiganya tergolong Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang harus di cegah penyebarannya.
Hariyono menambahkan, pengiriman hewan ternak babi selain melengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan Surat Rekomendasi dari dinas juga wajib memiliki surat hasil uji laboratorium bebas virus ASF dari Balai Besar Veteriner Denpasar.
"Hampir semua pengguna jasa aktif sudah paham prosedur karantina, karena sudah rutin melalulintaskan hewan ternak. Akan tetapi pengawasan wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran," ujar Kepala Karantina Pertanian Sumbawa Besar Ida Bagus Putu Raka Ariana secara terpisah.
Raka optimis semakin banyak permintaan pasokan ternak ini membuktikan bahwa ternak asal Sape menjadi favorit pemasok ternak luar pulau. "Kualitas ternak asal Sape telah dibuktikan dengan baik, sehingga menjadi favorit di Sulawesi dan Sumba," pungkasnya.
#LaporKarantina#KarantinaPertaniamSumbawa