Perdana, Bambang Lepas Ekspor DOC Tujuan Singapura

Foto Berita

Surabaya, 28 November 2022
Nomor : 1311/R-Barantan/11.2022

 

Surabaya - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk pertama kalinya melakukan sertifikasi ekspor terhadap 85.850 ekor ayam bibit petelur dengan negara tujuan Singapura.

"Kita mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan bisa ekspor, dengan tetap meningkatkan produktivitas", ungkap Bambang, Kepala Barantan dalam sambutannya saat pelepasan ekspor ayam bibit petelur atau Day Old Chick (DOC) Final Stock Layer Hyline Brown.

Ekspor perdana dengan nilai Rp. 1,454 milyar ini milik PT CPI Jaya Farm yang berada di Jawa Timur.

"Titip pesan dari Pak Menteri, yang sangat ingin hadir langsung, namun beliau saat ini ada kegiatan lain yang tidak dapat diwakili, yakni tentang arti penting pertanian untuk Indonesia, rasa bangga terhadap Pemda Jatim khususnya, karena pangan kita banyak berasal dari Jatim, sentra peternakan juga paling besar dari Jatim. Terimakasih atas kinerja seluruh jajaran di Pemda Jatim," ungkap Bambang lagi.

Tjiu Thomas Effendi, Direktur PT. CP Jaya Farm menyampaikan apresiasi yang tinggi atas fasilitasi ekspor dari jajaran Kementerian Pertanian. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berhasil melewati tahapan desk audit dan onsite review yang dilaksanakan oleh Singapore Food Agency (SFA).

"Tentunya ini tidak lepas dari dengan dukungan dari jajaran tim teknis Kementerian Pertanian dan Pemda Jawa Timur dalam mengawal serta memfasilitasi ekspor," ujarnya.

Sebagai informasi, di Propinsi Jawa Timur, PT. Cp Jaya Farm memiliki 3 unit farm parent stock (induk) layer dengan kapasitas produksi 82,3 juta butir telur tetas (Hatching Eggs) per tahun yang dapat di proses menghasilkan sekitar 34,7 juta ekor DOC FS Layer per tahun atau 668.461 ekor per bulan.

Tak hanya DOC, sejak tahun 2018, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Pabrik krian telah melakukan ekspor produk pakan ternak unggas ke Timor Leste dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Peran Karantina Pertanian

 

Layanan perkarantinaan berfokus pada memastikan hewan, tumbuhan dan produknya yang dilalulintaskan di wilayah negara Republik Indonesia sehat dan aman. Selain itu dengan peran sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian, selaku otoritas karantina, Barantan melalui Tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan di ekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari, sehingga memiliki daya saing di pasar global serta memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.

Saat ini, permohonan pemeriksaan karantina dan pemberitahuan pabean impor dapat dilakukan melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW) dan pemeriksaan fisik bersama (joint inspection) karantina dan bea cukai sesuai dengan manajemen risiko yang telah ditetapkan.

"Dengan implementasi Single Submission (SSm) Pabean Karantina / QC sudah berjalan tanpa hambatan, pengguna jasa tidak perlu lagi mengajukan dokumen dua kali sehingga lebih efektif," ujar Bambang lagi.

Menurut Bambang, sebagai negara bermartabat kami menjaga produk yang dikirim, dijamin keamanan pangannya dan sesuai dengan permintaan pangsa pasar. Kemudahan-kemudahan ini sudah dirasakan pengusaha, terutama rasa aman dan jaminan kesehatan komoditas ekspor, tambahnya.

Turut hadir pada pelepasan ekspor perdana kali ini adalah Kepala Karantina Petanian Surabaya, drh . Cicik Sri Sukesih, Direktur Pembibitan, Ditjen PKH, Forkompinda Jawa Timur, dan instansi terkait lainnya.

“Terima kasih untuk dukungan dari mitra kerja karantina, Pemda setempat, akademisi, perbankan, dan seluruh jajaran teknis Kementerian Pertanian. Semoga acara hari ini membawa berkah bagi Indonesia, secara khusus bagi kemajuan peternakan di tanah air. terus kembangkan terhadap komoditas pangsa pasar di daerah," pungkas Bambang.